Sumenep (Antara Jatim) - Jumlah penumpang pesawat yang melayani jalur penerbangan perintis di rute Sumenep-Surabaya, Jawa Timur, dan sebaliknya hingga sekarang masih minim.
"Sesuai data dari staf kami, jumlah penumpang di rute Sumenep-Surabaya masih rendah, yakni sekitar 40 persen. Bahkan, di rute Surabaya-Sumenep sering kali tidak ada penumpangnya," ujar Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep, Wahyu Siswoyo di Sumenep, Rabu.
Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo adalah instansi kepanjangan tangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang berada di Sumenep.
Sejak 28 Januari 2016, PT Airfast Indonesia sebagai operator penerbangan perintis, mengoperasikan satu pesawat terbang jenis Twin Otter DHAC 300 dengan kapasitas angkut 15 penumpang guna melayani jalur penerbangan perintis yang menjadi tanggungjawabnya sebanyak dua kali dalam sepekan.
Rute penerbangan perintis yang dilayani oleh pesawat milik PT Airfast Indonesia itu adalah Sumenep-Surabaya dan sebaliknya, Surabaya-Bawean dan sebaliknya, Surabaya-Karimunjawa (Jawa Tengah) dan sebaliknya, dan Karimunjawa-Semarang dan sebaliknya.
"Kami menduga jalur penerbangan pesawat perintis di rute Sumenep-Surabaya dan sebaliknya kurang diminati warga, karena masih ada jalur darat (bus) yang bisa dimanfaatkan setiap hari," kata Wahyu, menerangkan.
Sementara jumlah penumpang pesawat perintis di rute penerbangan lainnya, yakni Surabaya-Bawean dan sebaliknya, Surabaya-Karimunjawa dan sebaliknya, dan Karimunjawa-Semarang dan sebaliknya, pada posisi maksimal, yakni pada kisaran 80 persen hingga 100 persen.
"Kami memaklumi kondisi yang berbeda itu. Kalau di rute lainnya, tidak ada jalur darat dan selanjutnya pesawat perintis menjadi moda transportasi alternatif utama," ujarnya.
Bahkan, kata dia, bagi sebagian kalangan masyarakat setempat, pesawat perintis telah menjadi moda transportasi utama. (*)