Surabaya, (Antara Jatim) - Stok pupuk nasional saat memasuki musim tanam bulan April-Mei 2016 aman dan sangat mencukupi, bahkan alokasinya bisa memenuhi hingga bulan September 2016, kata Direktur Utama Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat, Selasa.
Aas mengatakan, alokasi pupuk urea bersubsidi untuk bulan April 2016 sebanyak 276.684 ton, sedangkan stok secara nasional masih ada sebesar 1.258.419 ton, artinya terdapat surplus atau kelebihan stok sebesar 981.735 ton.
"Surplus yang kita miliki ini, bahkan bisa mencukupi untuk menutupi alokasi yang mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) bulan September," ucap Aas dalam keterangan persnya yang diterima di Surabaya.
Ia mengatakan, Pupuk Indonesia saat ini juga sudah mempersiapkan stok pupuk NPK sebanyak 653.818 ton, SP-36 sebanyak 227.664 ton, ZA sebanyak 195.014 ton dan Organik sebanyak 99.657 ton.
"Penyiapan pupuk tersebut, sebagian besar sudah berada di lini III dan lini IV untuk persiapan dalam menghadapi kebutuhan musim tanam," katanya.
Sementara dalam pola penyalurannya, kata Aas, Pupuk Indonesia sudah menyiapkan armadanya yang terdiri dari 17 armada kapal, 4 unit pengantongan, gudang tingkat propinsi (lini 2) sebanyak 14 gudang dengan kapasitas 428.400 ton, serta gudang di lini 3 sebanyak 555 dengan total kapasitas 2,3 juta ton.
"Yang pasti, petani di seluruh Indonesia tidak perlu khawatir kekurangan pupuk karena produsen pupuk anggota Holding Pupuk Indonesia sudah menyiapkan pupuk di gudang-gudang tingkat kabupaten dan distributor untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan dari para petani," ucapnya.
Sebelumnya hingga Akhir Maret 2016, Pupuk Indonesia telah menyalurkan sebanyak 2.266.240 ton pupuk atau 24 persen dari alokasi yang mengacu pada Permentan tahun 2016 sebanyak 9.550.000 ton.
Jumlah yang disalurkan tersebut terdiri dari pupuk Urea sebanyak 925.472 ton atau 23 persen dari alokasi sebesar 4.100.000 ton, pupuk SP-36 sebanyak 266.963 ton atau 31 persen dari alokasi sebesar 850.000, pupuk ZA sebanyak 246.701 atau 23 persen dari alokasi sebesar 1.050.000, pupuk NPK sebanyak 657.167 atau 26 persen dari alokasi 2.550.000 dan pupuk organik sebanyak 169.936 atau 17 persen dari alokasi sebesar 1.000.000 ton.
"Untuk menanggapi kendala yang mungkin terjadi di lapangan seperti adanya kemungkinan kelangkaan pupuk di suatu daerah, kami juga telah melakukan berbagai pengamanan distribusi di antaranya pemberlakukan kios lengkap yang memuat semua produk subsidi seperti Urea, NPK, SP-36, ZA, dan Organik serta pengawasan stok pupuk di lapangan dan penebusan pupuk secara online sehingga jumlah stok dapat diketahui dengan cepat," katanya.
Dengan pengamanan tersebut, Aas berharap produsen pupuk di daerah bisa mengetahui daerah mana yang stok pupuknya mulai menipis dan segera menyuplainya kembali.
Aas berjanji akan terus meningkatkan koordinasi dengan aparat di lapangan untuk meningkatkan efektifitas penyaluran pupuk bersubsidi, agar apabila terdapat permasalahan di lapangan terkait proses distribusi bisa langsung dapat diatasi dengan cepat.
"Oleh karena itu, kami mengimbau kepada petani untuk tidak panik terkait dengan musim tanam padi yang seringkali membuat para petani membeli pupuk secara bersamaan," katanya.
Sementara itu, anggota holding Pupuk Indonesia antara lain PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, dan PT Pupuk Iskandar.(*)