Tuban (Antara Jatim) - Kepala Desa Karanglo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sunadar, menyatakan warga di desanya yang meninggal dunia, dengan jumlah 33 orang, dalam empat bulan terakhir, didominasi usia tua.
"Dari 33 warga di desa kami yang meninggal dunia dalam empat bulan terakhir (Januari sampai April), di antaranya, sekitar 80 persen usianya di atas 60 tahun," katanya, di Tuban, Minggu.
Ia menyampaikan hal itu, menanggapi kematian warganya yang sempat menjadi perhatian Komnas HAM, karena ada anggapan faktor utamanya terkait keberadaan PT. Semen Indonesia di Kecamatan Kerek.
"Saya kira jumlah kematian warga kami wajar, sebab kalau dihitung rata-rata yang meninggal dunia sekitar delapan jiwa per bulan. Selain itu, usia yang meninggal dunia sebagian besar sudah tua," jelas dia.
Ia memastikan warganya yang meninggal dunia itu, bukan faktor pengaruh udara yang buruk, karena keberadaan PT Semen Indonesia di Kecamatan Kerek. Selama ini, PT Semen Indonesia di Kecamatan Kerek, selalu memantau kualitas udara di desanya yang masuk ring I, setiap tiga bulan sekali.
"Terakhir pemeriksaan kulitas udara di desa kami Maret," ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan permasalahan desanya mencuat di banyak media massa, berawal dari sebuah media online di Tuban, yang memuat pernyataan Kaur Kesra Desa Karanglo, Kusmiarto, ketika ada warga yang meninggal dunia.
Ketika itu, Kusmiarto, mengibaratkan soal kematian, misalnya, ada sekitar 60 warga di desanya, yang meninggal dunia dalam sebulan, maka semuanya sudah takdir.
"Berawal dari hal itu kemudian menjadi ramai diberitakan di media masa bahwa ada sekitar 60 warga Desa Karanglo, yang meninggal dunia dalam kurun waktu sekitar sebulan," paparnya.
Ia memberikan gambaran kalau warganya yang meninggal dunia rata-rata sekitar 60 jiwa per bulan, maka bisa dipastikan warga di desanya sudah habis, karena keberadaan PT Semen Indonesia sudah lama.
"Saat ini jumlah warga di desa kami 5.567 jiwa (sekitar 1.500 kepala keluarga)," paparnya.(*)