Blitar (Antara Jatim) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Blitar, Jawa Timur, melakukan tes urine pada pegawai kantor Imigrasi Kelas II Blitar, guna mengantisipasi semakin maraknya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang.
"Tes ini kami lakukan di semua pegawai pemerintahan. Hasil tes hari ini kami konsultasikan ke dokter lebih dulu," kata Kepala Seksi Rehabilitasi BNN Blitar Moch Satriyono di Blitar, Senin.
Ia mengatakan, kegiatan tes urine ini dilakukan guna melakukan pemeriksaan apakah ada indikasi penyalahgunaan narkoba atau tidak. Namun, hasil dari pemeriksaan tidak ada indikasi pemakai.
"Dari hasil awal tidak ada yang terindikasi pemakai, namun untuk hasil lengkapnya baru bisa diketahui paling lambat besok," ujarnya.
Di Kantor Imigrasi Kelas II Blitar, terdapat 40 pegawai yang menjalani tes urine. Kegiatan itu dilakukan secara mendadak oleh BNN Blitar. Satu per satu pegawai harus melakukan tes ini, guna memastikan kandungan urine-nya apakah ada zat narkoba atau tidak.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Blitar Tato Juliadin Hidayawan mengatakan pemerintah pusat juga telah mencanangkan gerakan antinarkoba. Kegiatan tersebut dicanangkan langsung oleh Menteri Hukum dan HAM pada 14 April 2016, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pegawai, terutama di lingkungan Kemenkumham seluruh Indonesia.
Ia juga mengaku tidak keberatan adanya tes urine ini, sebab hal itu juga merupakan kebijakan pemerintah. Tes urine juga dilakukan sebagai bentuk dukungan program tersebut.
Ia juga menegaskan, pemerintah pusat juga akan memberikan sanksi yang tegas jika ada pegawai yang terdeteksi menggunakan narkoba. Bahkan, sanksi pada pegawai bisa dilakukan pemecatan.
"Sesuai pesan Menteri Hukum dan HAM, jika ada pegawai di lingkungan kami yang terdeteksi menggunakan narkoba, harus pecat," ujar Tato.
Narkoba di Indonesia masuk ke segala lini, mulai dari pemerintahan, aparat penegak hukum, pendidikan, bahkan dunia pesantren. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat peringatan Harlah ke-70 Muslimat Nahdlatul Ulama di Blitar Minggu (10/4) mengemukakan sehari terdapat 40-50 orang meninggal karena penyalahgunaan narkoba.
Ketua Umum PP Muslimat NU sekaligus Mensos meminta Muslimat juga berpartisipasi aktif mencegah penyalahgunaan narkoba yang dimulai dari lingkup kecil, yaitu keluarga. (*)