Kediri (Antara Jatim) - Sekitar 100-an santri putra dan putri dari berbagai pondok pesantren se-keresidenan Kediri, Jawa Timur, mengikuti lomba "musabaqoh" kitab kuning yang diselenggarakan di Aula Muktamar PP Lirboyo, Kota Kediri, sebagai seleksi awal lomba tingkat nasional.
Ketua DPC PKB Kota Kediri Oing Abdul Muid mengemukakan kegiatan itu merupakan seleksi awal. Kediri masuk dalam zona wilayah II Jatim. Nantinya, peserta musabaqoh akan mengikuti seleksi lagi hingga tingkat nasional.
"Ini dari berbagai pondok pesantren di Kediri, bahkan di Jombang juga ada," katanya dikonfirmasi setelah pembukaan kegitan itu di Kediri, Senin.
Ia mengatakan, dalam acara tersebut dilakukan seleksi dengan cukup ketat para santri yang mengikuti musabaqoh. Selain harus bisa membaca kitab kuning, para santri juga harus bisa menjelaskan isi kandungan di kitab yang dibaca.
Untuk seleksi, ia mengatakan setiap santri maju satu per satu dan mereka akan diuji langsung oleh tim penguji yang merupakan para kiai. Santri yang maju harus siap dengan beragam pilihan untuk membaca kitab serta menerangkan artinya. Kitab yang dibaca adalah Kitab Ihya' Ulumuddin karya Imam Al Ghazali.
"Dari dewan juri menunjuk lembaran, dan santri harus membaca kitab, menerjemahkan, serta menguraikannya. Nantinya, sisi pengetahuan atau wawasan juga termasuk penilaian," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Gus Muid ini juga menambahkan, tujuan kegiatan ini sebenarnya ingin agar kitab kuning selalu dilestarikan dan dibaca. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kitab yang ditulis para ulama ini.
"Tentu banyak manfaat dengan kegiatan ini, termasuk dipilihnya kitab ini. Di dalamnya banyak mengajarkan tentang akhlak," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk saat ini memang dilakukan babak penyisihan. Sesuai dengan jadwal, babak itu berlangsung sampai tanggal 8 April 2016, sementara puncaknya atau final pada 12-13 April 2016 di DPP PKB Jakarta.
Sejumlah santri terlihat tegang ketika harus diuji di depan para guru tersebut. Namun, satu per satu, mereka melalui tahapan tersebut dan bisa menjawab pertanyaan para guru.
Sementara itu, Inspektur Inspektorat Kota Kediri Maki Ali yang hadir mewakili Wali Kota Kediri mengatakan kegiatan musabaqoh kitab kuning sangat positif. Di dalamnya, santri bisa mengembangkan serta melatih keilmuan yang didapatnya.
"Kitab ini berdasakan dari Al-Quran dan hadist, dan tentunya di dalamnya banyak wawasan, bagaimana menjadi orang alim tanpa radikal," katanya.
Ia juga berharap, kegiatan ini bukan hanya sekali ini, termasuk diselenggarakan di PP Lirboyo Kediri, melainkan juga bisa ke sejumlah pondok pesantren lainnya. Hal itu juga penting, salah satunya untuk mengembangkan keilmuan dari para santri.
"Pengembangan keilmuan para santri penting, agar tidak eksklusif. Masyarakat juga bisa mengetahui mereka mempunyai wawasan keilmuan yang baik," ujarnya.
Kegiatan musabaqoh kitab kuning ini diselenggarakan di wilayah Indonesia dengan dibagi zona-zona. Kegiatan ini diprakarsai oleh Garda Bangsa, organisasi kepemudaan sayap politik PKB. (*)