Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 641 pelajar dari berbagai sekolah di Jawa Timur (Jatim) mengkritisi tayangan televisi yang dapat mempengaruhi generasi muda lewat karya teater.
Pembimbing komunitas teater Bambu Hijau SMAN 3 Kota Mojokerto, Pipit Maruti di Surabaya, Rabu mengatakan para siswa menunjukkan aksi teatrikal, yang mengkritisi dunia pendidikan saat ini, karena adanya pengaruh televisi.
"Kuatnya pengaruh televisi mengakibatkan perubahan sudut pandang guru yang mementingkan uang. Mengajar di sekolah hanya sebatas untuk menggugurkan tanggung jawab, lalu mendapat gaji dan tunjangan," katanya.
Di sela kegiatan yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) itu, ia mengatakan teatrikal itu menampilkan sosok guru sejati dan sosok guru yang hanya mementingkan sertifikasi untuk membeli barang mewah.
Salah satu siswa SMAN 3 Kota Mojokerto, Riza Agustina, memerankan sosok guru yang selalu mementingkan tunjangan sertifikasi, sehingga anak didik yang seharusnya diperhatikan dengan baik justru diabaikan.
"Ceritanya guru ingin mempunyai mobil, ia berusaha sebisa mungkin agar mendapat tunjangan sertifikasi, hingga kewajiban mengajarnya ditinggalkan," kata siswa yang kini duduk di bangku kelas X itu.
Burhanul Fatiq Soeharto yang menyutradarai teater itu mengatakan, dirinya ingin memberikan kritik sosial terhadap dunia pendidikan. Ketika perkembangan zaman menggerus moralitas anak, maka solusinya mendekatkan pendidikan dengan budaya.
"Tembang pangkur adalah simbol budaya yang tepat untuk diperhatikan setiap pendidikan. Jangan sampai semua proses di sekolah yang menghabiskan banyak waktu, tenaga dan uang itu dihancurkan dari tayangan televisi," terangnya.
Dalam Festival Seni Pelajar (FSP) tersebut, sedikitnya 50 kelompok teater dari jenjang SMA/SMK se-Jatim terlibat dengan peserta 641 pelajar yang memperebutkan tropi Gubernur Jatim, Wali Kota Surabaya dan Rektor UMS.
"Festival ini spesial karena digelar sebagai salah satu rangkaian dies natalis UMS dan berharap masa depan seni dan budaya di Jatim akan terpupuk subur di tangan para pelajar," tandas Ketua Penyelenggara FSP, Inggrit Endarwati. (*)
641 Pelajar Jatim Kritisi Tayangan Televisi lewat Teater
Rabu, 16 Maret 2016 23:17 WIB
Kuatnya pengaruh televisi mengakibatkan perubahan sudut pandang guru yang mementingkan uang. Mengajar di sekolah hanya sebatas untuk menggugurkan tanggung jawab, lalu mendapat gaji dan tunjangan