Madiun (Antara Jatim) - Kenaikan harga telur ayam ras telah memicu inflasi di Kota Madiun, Jawa Timur, pada bulan Desember 2015 yang mencapai 0,59 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 120,04.
Sejak dua bulan terakhir, komoditas telur ayam ras terus mengalami kenaikan signifikan di sejumlah pasar tradisional yang saat ini berkisar antara Rp23.000 hingga Rp23.500 per kilogram dari harga normal yang mencapai Rp17.000 hingga Rp18.000 per kilogram.
"Inflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh adanya perubahan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran," ujar Kasie Statistik Distribusi, BPS Kota Madiun, Sri Marheningrum, kepada wartawan, Jumat.
Kelompok pengeluaran tersebut di antaranya, kelompok bahan makanan sebesar 1,92 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,34 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,34 persen.
Kemudian, kelompok sandang sebesar 0,25 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,52 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen; serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen.
Menurut dia, sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga dan mendongkrak laju inflasi di antaranya, bawang merah, telur ayam ras, tarif listrik, cabai rawit, dan pembalut wanita.
Sedangkan, komoditas yang mengalami penurunan harga dan menghambat laju inflasi antara lain kayu balokan, salak, emas perhiasan, minyak goreng, dan buah pir.
Marheningrum menambahkan, dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, semuanya tercatat mengalami inflasi.
Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah, Kota Surabaya dengan inflasi mencapai 0,94 dengan IHK sebesar 121,85. Sedangkan inflasi terendah adalah Kabupaten Jember yang mencapai 0,39 dengan IHK 120,2. Kota Madiun sendiri berada di urutan keenam.
Sementara, Provinsi Jawa Timur tercatat mengalami inflasi sebesar 0,85 persen dan secara nasional terjadi inflasi sebesar 0,96 persen. (*)