Jember (Antara Jatim) - Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis, masih kehabisan stok bahan bakar minyak terutama untuk bahan bakar bersubsidi yakni premium dan solar.
"Susah mendapatkan premium di sejumlah SPBU kawasan kota karena sejumlah SPBU memasang papan bertuliskan premium habis," kata salah seorang pengendara sepeda motor, Amin, saat berada di SPBU Jalan Ahmad Yani Jember.
Menurutnya, beberapa SPBU kehabisan stok premium dan solar setelah pemerintah mengumumkan penurunan harga BBM bersubsidi pada 5 Januari 2016, sedangkan yang tersedia bahan bakar nonsubsidi seperti pertamax dan pertalite.
"Harga eceran di sejumlah kios bensin juga masih tinggi yakni Rp9.000 per botol penuh, padahal harga premium sudah turun menjadi Rp7.050 per liter," keluh penjual koran tersebut.
Ia berharap penurunan harga BBM yang tidak seberapa tersebut tidak menyebabkan pasokan premium dan solar di sejumlah SPBU Kabupaten Jember tersendat, sehingga banyak warga yang sulit mendapatkan premium di SPBU.
Supervisor SPBU Jalan Ahmad Yani, Nurul Erviani, mengatakan pihak SPBU melakukan penebusan BBM bersubsidi secara normal dan tidak ada pengurangan pemesanan ke Pertamina.
"Hari ini memang stok premium, solar, dan pertamax kosong, namun tangki Pertamina masih dalam perjalanan menuju ke SPBU Jalan Ahmad Yani," katanya.
Ia menilai warga terlalu panik berlebihan, sehingga membeli BBM melebihi kebutuhan yang menyebabkan stok bahan bakar bersubsidi kosong, namun di sisi lain ada juga SPBU yang mengurangi pembelian stok BBM jelang penurunan harga.
Sementara Area Manager Communication dan Relations Pertamina Marketing Operation Region V, Heppy Wulansari di Surabaya membenarkan adanya peningkatan konsumsi BBM di Jawa Timur yang mencapai 17 persen.
"Saya imbau masyarakat tidak panik karena stok BBM di Depo Tanjungwangi Banyuwangi masih aman untuk dua pekan hingga tiga pekan ke depan," katanya.
Ia mengatakan Pertamina akan menambah pasokan BBM, khususnya di wilayah Jawa Timur yakni jenis premium sebesar 47 persen dari konsumsi 10.263 kilo liter per hari dan jenis Solar sebesar 62 persen dari konsumsi 5.292 kilo liter per hari untuk pemulihan stok SPBU pascalonjakan permintaan BBM.
Pantauan di lapangan, kekosongan stok BBM hanya terjadi di SPBU kawasan kota, sedangkan kawasan pinggiran sudah berangsur normal karena kekosongan terjadi pada hari pertama penurunan harga BBM oleh pemerintah.(*)