Surabaya (Antara Jatim) - Pengamat dari Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Narotama (Unnar) Surabaya, Dr. Ir. Koespiadi mengatakan bahwa dalam dunia simulasi konstruksi penuh dengan diskriminasi tender, karena sebagian pemenang pekerjaan/proyek itu adalah pelaku yang sudah berpengalaman.
"Dalam dunia konstruksi di Indonesia, kita bisa melihat bahwa ada diskriminasi tender, karena terlihat sebagian pemenang tender adalah pelaku yanng sudah berpengalaman dan sudah memiliki jaringan yang mengakar," katanya dalam acara Konferensi Internasional Universitas Narotama di Bidang Teknik Sipil (NICCE) di Surabaya, Jumat.
Ia mengatakan, pelaku pemenang tender atau lelang ini biasanya merupakan orang yang sudah berpengalaman, sehingga perusahan tersebut dipercaya untuk membangun sebuah konstruksi desain yang direncanakan sebelumnya sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
"Dibalik beberapa perusahaan yang sudah berpengalaman dengan problematika pelelangan, ada perusahaan yang ingin berkembang untuk memenangkan tender, namun ia masih belum cukup berpengalaman. Perusahaan inilah seharusnya bisa diberikan kesempatan untuk memperbaiki dirinya," tuturnya.
Menurut dia, tidak ada salahnya jika perusahaan yang masih belum berpengalaman bisa memenangkan tender, namun harus ada beberapa persyaratan yang lebih spesifik untuk kategori perusahaan yang masih belum berpengalaman, karena dengan begitu maka akan ada penyamarataan ekonomi.
"Bisa saja perusahaan yang belum berpengalaman ini memenangkan tender, karena saya yakin ide mereka justru lebih menarik, namun harus dilihat apakah perusahaan tersebut bisa memenuhi target waktu yang sudah ditentukan, sebab dalam dunia konstruksi tidak ada jaminan," ujarnya.
Untuk bisa memenuhi itu semua, lanjutnya maka dibutuhkan metode system dynamics dari pemodelan dan simulasi yang diketahui bahwa selain struktur internal sistem, perubahan kondisi karena faktor eksternal dan pencapaian umur rencana juga berpengaruh terhadap perilaku sistem.
"Kebijakan dari pemerintah yang diambil dalam melakukan penanganan prasarana jalan (rehabilitasi rutin, periodik, peningkatan, rehabilitasi dan konstruksi) juga memiliki pengaruh yang signifikan, sehingga hukum sebab-akibat inilah yang dibahas serta tentang faktor yang berpengaruh dan terpengaruh," paparnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, dengan metode system dynamics yang menggunakan simulasi komputer yang cukup rumit, maka nantinya akan ada sistem informasi keterbukaan mengenai pelelangan, kebijakan, maupun keamanan perusahaan konstruksi.
"Selama ini online tender ini terbatas di pusat kota, sehingga penyebarannya tidak merata. Dengan adanya sistem dinamik tersebut maka arahnya akan membuka informasi mengenai apapun, seperti tentang pelelangan, kebijakan pemerintah, maupun keamanan perusahaan," tandasnya. (*)