"Pada tahun 2016 akan ada tambahan penerima PKH sebesar 2,5 juta kepala keluarga, sehingga total penerima PKH akan menjadi 6 juta keluarga," kata Khofifah kepada sejumlah wartawan di Kantor Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo.
Menurutnya, PKH merupakan bantuan tunai bersyarat karena ada kriterianya yakni ibu hamil supaya gizinya semakin baik dan anak yang dikandungnya tidak kurang gizi, memiliki balita, dan keluarga yang memiliki anak sekolah di tingkat SD, SP, dan SMA melalui Kartu Indonesia Pintar.
"Anak SD akan menerima Rp350.000, kemudian SMP atau sederajat sebesar Rp750.000, dan SMA menerima sebesar Rp750.000 yang distribusi pencairannya sebanyak empat kali dalam setahun," tuturnya.
Khofifah menilai penyaluran PKH secara umum lancar dan sesuai dengan format yang ditentukan, namun perlu dilakukan pemantauan di sejumlah lokasi.
"Program Keluarga Harapan merupakan bantuan bersyarat bagi keluarga tidak mampu yang memiliki anak usia sekolah, ibu hamil, dan anak balita," katanya.
Di Kota Probolinggo, Khofifah juga menghadiri Pelantikan Pengurus Cabang Muslimat NU Kota Probolinggo Periode 2015-2020 di aula MAN kota setempat.
Sementara staf Kementerian Sosial, Susi, mengatakan Mensos juga melakukan pemantauan distribusi pencairan PKH di Kantor Pos Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.
"Bu Khofifah ingin memastikan pencairan PKH berjalan dengan baik di sejumlah lokasi, sehingga turun ke lapangan untuk memantau hal itu," tuturnya.
Di sela-sela pemantauan PKH di Lumajang, Khofifah yang juga Ketua Pengurus Pusat Muslimat NU menyempatkan diri untuk mengunjungi keluarga dua aktivis antitambang yang menjadi korban pembunuhan dan penganiayaan di Desa Selok Awar-Awar.
Menteri Sosial mengunjungi keluarga almarhum Salim Kancil dengan menemui istri dan anak-anak almarhum, kemudian menemui Tosan dan keluarganya yang lokasinya tidak jauh dari rumah Salim Kancil.(*)