Madiun (Antara Jatim) - Sejumlah petani tembakau di Desa Ngale, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mengeluhkan turunnya harga komoditas tersebut hingga membuat petani setempat mengalami kerugian.
Salah satu petani tembakau di wilayah setempat, Prawito, Rabu, mengatakan, tembakau lokal untuk kualitas paling bagus hanya dihargai Rp28 ribu per kilogram. Padahal, biasanya bisa mencapai harga Rp32 ribu per kilogram.
"Para pedagang atau pengusaha tidak membeli tembakau kami dengan harga yang pantas. Sesuai kontrak, tembakau petani akan dibeli sesuai dengan kualitasnya. Padahal, hasil panenan kali ini tembakaunya bagus," ujar Prawito, kepada wartawan.
Kondisi tersebut membuat para petani tembakau di sentra penanaman tembakau di Desa Ngale mengalami kerugian. Hal itu karena biaya operasional tidak sebanding dengan hasil panen yang diperoleh.
Hal yang sama diungkapkan oleh petani tembakau lainnya, Agus. Ia menilai petani tembakau di daerah setempat tidak diuntungkan dengan kontrak atau perjanjian yang dibuat dengan pengusaha.
"Selain tembakau bagus dibeli dengan harga rendah, tembakau milik petani yang kualitasnya rendah malah ditolak oleh pengusaha. Hal itu semakin membuat petani merugi," tutur Agus.
Untuk itu, para petani tembakau di Desa Ngale meminta pejabat berwenang dari Pemerintah Kabupaten Madiun segera turun ke lokasi guna menengahi masalah tersebut.
Sesuai kesepakatan, tujuan dari kontrak dengan pengusaha adalah agar petani tidak bingung menjual hasil panennya dan harganya cenderung stabil. Namun yang terjadi malah tembakau petani dibeli dengan harga rendah.
"Kami ingin agar pejabat dinas terkait dari Pemkab Madiun turun ke lokasi untuk memberikan solusi. Jika dibiarkan seperti, petani tembakau akan semakin sulit," tukasnya.(*)