Sumenep (Antara Jatim) - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan jalur penerbangan perintis Sumenep-Pulau Kangean, Jawa Timur, tergantung kesiapan lapangan terbang (lapter) di wilayah kepulauan tersebut.
"Kalau pembangunan lapter di Pulau Kangean sudah selesai dan dinyatakan layak untuk aktivitas penerbangan pesawat berbadan kecil, kami siap memprogramkan jalur penerbangan perintis Sumenep-Kangean dan itu akan dilakukan secepatnya," katanya di Sumenep, Rabu.
Pada Rabu sore, Jonan melakukan kunjungan kerja ke Sumenep, tepatnya ke Bandara Trunojoyo, untuk mengecek kondisi bandara tersebut.
"Realisasi jalur penerbangan perintis Sumenep-Kangean itu memang tinggal kesiapan lapter di Kangean. Kalau Bandara Trunjoyo (Sumenep) memang sudah siap," ujarnya.
Ia menjelaskan, sesuai informasi yang diterima dari stafnya, pembangunan lapter di Kangean akan dilakukan oleh pemerintah daerah.
"Pembangunan lapter di Kangean memang masih dalam proses dan itu dilakukan oleh Pemkab Sumenep. Kalau lapter di Kangean sudah siap, sekali lagi, kami akan sediakan dana untuk program penerbangan perintis di jalur Sumenep-Kangean," kata Jonan, menegaskan.
Pemkab Sumenep berencana membangun lapter di Pulau Kangean, tepatnya di Desa Paseraman, Kecamatan Arjasa, yang nantinya akan difungsikan sebagai lapter (jalur penerbangan) perintis.
Panjang landasan ancang pesawat di lapter Kangean itu direncanakan sekitar 1.100 meter dengan lebar sekitar 20 meter.
Sejak beberapa waktu lalu, pemerintah daerah berusaha melakukan pembebasan lahan seluas 18 hektare untuk pembangunan lapter di Kangean.
Sementara Bandara Trunojoyo Sumenep yang berada di Kecamatan Kota dan Kalianget itu, telah menjadi bagian dari jalur penerbangan perintis atau penerbangan bersubsidi dengan rute Sumenep-Surabaya (Bandara Juanda) dan Sumenep-Jember (Bandara Notohadinegoro).
Pulau Kangean adalah salah satu dari puluhan pulau berpenghuni padat di Sumenep.
Dalam kondisi cuaca baik, perjalanan laut dari Pelabuhan Kalianget (Sumenep daratan) ke Pelabuhan Batu Guluk, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean dan sebaliknya, membutuhkan waktu sekitar 4,5 jam dengan menggunakan kapal cepat yang berbahan dasar fiberglass dan sembilan jam dengan kapal besi/baja. (*)