Mexico City (Antara/Xinhua-OANA) - Empat negara di Amerika Latin --Chile, Brazil, Venezuela dan Paraguay-- telah menyampaikan kesediaan mereka untuk menerima pengungsi lagi dari Timur Tengah.
Negara Amerika Latin telah menawarkan tempat penampungan buat keluarga Suriah yang menyelamatkan diri dari kerusuhan di dalam negeri mereka. Sementara itu Eropa berkutat menghadapi ratusan ribu pengungsi yang terutama datang dari Timur Tengah dan meninggalkan negeri mereka akibat campur-tangan langsung dan tak langsung pimpinan AS di wilayah tersebut.
Presiden Chile Michelle Bachelet pada Selasa (8/9) mengatakan, "Kami akan berusaha ... agar bisa menerima banyak pengungsi, sebab kami memahami bahwa tragedi ini adalah tragedi buat semua manusia."
Setelah pengumuman oleh wanita presiden itu, Menteri Luar Negeri Chile Heraldo Munoz mengatakan pemerintah akan merancang "rencana yang layak sesegera mungkin, tapi untuk melaksanakan semua ini memerlukan waktu".
Media setempat melaporkan Chile mulanya mempertimbangkan untuk menerima tempat berteduh buat sebanyak 100 sampai 150 keluarga Suriah, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang. Masyarakat Suriah di Chile saat ini berjumlah 80.000 orang, kata kantor berita Kuba, Prensa Latina. Ditambahkannya jumlah tersebut "akan menjadi dua-kali lipat dalam waktu dekat".
Pada 2008, negara Amerika Latin tersebut menampung 117 pengungsi Palestina yang terdampar di gurun antara Irak dan Suriah, setelah Pemeritah Irak menyita dokumen perjalanan mereka, kata jaringan berita Chile, 24Hours.(*)
Amerika Latin Tawarkan Tempat Penampungan buat Pengungsi Suriah
Kamis, 10 September 2015 12:06 WIB
Mexico City (Antara/Xinhua-OANA) - Empat negara di Amerika Latin --Chile, Brazil, Venezuela dan Paraguay-- telah menyampaikan kesediaan mereka untuk menerima pengungsi lagi dari Timur Tengah.
Negara Amerika Latin telah menawarkan tempat penampungan buat keluarga Suriah yang menyelamatkan diri dari kerusuhan di dalam negeri mereka. Sementara itu Eropa berkutat menghadapi ratusan ribu pengungsi yang terutama datang dari Timur Tengah dan meninggalkan negeri mereka akibat campur-tangan langsung dan tak langsung pimpinan AS di wilayah tersebut.