Pamekasan (Antara Jatim) - Dialog Refleksi 70 Tahun Indonesia Merdeka yang digelar di Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, Jumat (28/8) malam, merekomendasikan perlunya perbaikan sistemik di berbagai bidang, guna mewujudkan cita ideal kemerdekaan, yakni terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
"Hal penting yang menjadi topik pembahasan dan dipandang perlu mendapatkan perhatian serius semua pihak karena dinilai sangat mendesak, bahkan bisa mengancan masa depan bangsa apabila tidak segera diatasi adalah persoalan krisis keteladanan dan peredaran narkoba," kata Direktur CSO Madura Foundation, penyelenggara kegiatan itu Munhari Bariel.
Krisis keteladanan dan maraknya peredaran narkoba ini, kata Munhari, merupakan bagian dari beberapa rekomendasi yang dihasilkan dalam dialog refleksi 70 tahun Kemerdekaan RI yang dihadiri perwakilan dari berbagai elemen masyarakat, seperti mahasiswa, LSM, tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan insan pers dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan.
Hadir sebagai pembicara dalam dialog itu, Komandan Kodim 0826 Pamekasan Letkol Arm Mawardi, Ketua Komisi I DPRD Pamekasan Ismail, Ketua Komisi III Iskandar dan Kabag Perencanaan Polres Pamekasan AKP Agus Sutrisno.
Dandim membahas adanya kecenderungan di kalangan generasi muda saat ini akan hilangnya nilai-nilai nasionalisme dan rasa memiliki terhadap negara bangsa ini.
Menurut dia, fenomena itu terjadi, karena kurangnya perhatian pendidikan karakter bangsa, dan disatu sisi karena pengaruh globalisasi.
Penjajahan gaya baru di era global seperti ini, juga menjadi salah satu pemicu, disamping faktor lain yang cukup berperan dominan dalam membentuk pola pikir para generasi muda, yakni krisis keteladanan.
Banyaknya pejabat publik dan abdi negara yang terseret kasus korupsi di Indonesia telah mempengaruhi pola pikir masyarakat umum, termasuk kalangan generasi muda, bahwa keteladanan bukan hal yang perlu diperhatikan.
"Makanya untuk saat ini yang perlu dilakukan oleh kita semua, adalah mulai dari sendiri dan keluarga kita," kata Dandim.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Komisi III DPRD Pamekasan Iskandar.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Pamekasan ini mengatakan, pemahaman ideologi bangsa saat ini cenderung mulai terkikis, sehingga rasa memiliki terhadap negara bangsa ini cenderung luntur.
Ancaman terbesar adalah dekadensi moral generasi muda, dengan maraknya peredaran narkoba. "Ini tentu tidak bisa dibiarkan, dan yang perlu dipahami, persoalan bangsa saat ini bukan hanya urusan pemerintah, akan tetapi semua elemen masyarakat," katanya.
Sementara, Ketua Komisi I DPRD Pamekasan Ismail menyoroti kecenderungan mental masyarakat bangsa ini yang konsuntif, lebih bangga dengan produk luar negeri, dan merasa minder alias tidak percaya diri dengan produk luar negeri.
Supremasi hukum juga menjadi sorotan politikus Partai Demokrat ini, dan ia membandingkan dengan negara maju seperti Tiongkok.
"Di China itu, kalau ada pejabat korupsi langsung mengundurkan diri. Tapi di negeri kita hal semacam itu belum dilakukan," katanya.
Namun dalam kesempatan itu, Ismail juga mengemukakan, bahwa sumber daya manusia Indonesia sebenarnya tidak kalah jauh dengan SDM di sejumlah negara maju, bahkan mampu bersaing dengan mereka. Hal ini bisa dibuktinya dengan banyaknya siswa Indonesia yang berprestasi, bahkan siswa asal Pamekasan juga pernah meraih juara fisika tingkat dunia.
Pemateri Agus Sutrisno lebih menekankan pada kurangnya pendidikan ideologi seperti pendidikan moral pancasila, sehingga hal itu menyebabkan pemahaman ideologi bangsa cenderung memudar dan rasa nasionalisme masyarakat dan pemuda bangsa ini kurang tertanam dengan baik.
"Saya justru menginginkan agar pendidikan pancasila dan penataran P4 kembali digalakkan, karena ini sangat berguna dalam menanamkan nilai-nilai ideologi bangsa ini," katanya.
Hasil Dialog Refleksi 70 Tahun Kemerdekaan RI ini selanjutnya dirangkum dan selanjutnya akan diserahkan kepada pemerintah daerah agar bisa menjadi pertimbangan dalam menentukan program kebijakan dimasa-masa yang akan datang terutama terkait bangsa ini dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
CSO Madura Foundation merupakan salah satu LSM di Pamekasan yang mempelopori pola penyelesaian persoalan melalui diskusi dan dialog, mengubah pola gerakan pegiat LSM selama ini yang biasa berunjuk rasa dalam menyikapi persoalan masyarakat dan tata kelola pemerintahan. (*)