Madiun (Antara Jatim) - Jumlah kendaraan yang melintasi jalur Madiun-Surabaya, Jawa Timur, pada saat arus balik Lebaran tahun 2015 tercatat rata-rata mencapai 10.000 unit tiap hari dalam beberapa hari terakhir.
"Kenaikan jumlah kendaraan sudah mulai terjadi setelah lebaran hari pertama dan kedua. Sejak beberapa hari terakhir seiring akan berakhirnya arus balik, jumlah kendaraan yang melintasi jalur Madiun-Surabaya, terlebih dari arah Madiun menuju Surabaya, naik singnifikan hingga 10.000 unit per harinya, baik mobil, bus, maupun motor," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Madiun, AKP Sumiyanto, kepada wartawan, Selasa.
Menurut dia, tingginya volume kendaraan yang melintas di jalur tersebut, membuat jalur Madiun-Surabaya, macet total. Kemacetan mulai terjadi di lokasi Caruban, lalu Desa Kaligunting, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, hingga Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk.
"Akibat kemacetan tersebut, arus lalu lintas berjalan padat merayap. Kemacetan diduga akibat banyaknya perlitasan kereta api di jalur itu, juga karena tingginya volume kendaraan yang melintasi jalur tersebut saat arus balik ini," katanya.
Di jalur tersebut, kendaraan hanya bisa berjalan antara 20-30 Kilometer per jam. Kondisi tersebut berdampak pada waktu tempuh dari Madiun menuju Nganjuk yang bisa mencapai lima jam. Padahal biasanya hanya satu hingga satu setengah jam.
Hal yang sama diungkapkan oleh Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Madiun, Kurnia Aminullah. Ia menilai, kenaikan volume kendaraan di jalur Madiun-Surabaya mencapai 300 persen dari hari biasa.
"Kemacetan lalu lintas pada arus balik arah Madiun menuju Surabaya sudah terjadi sejak tiga hari terakhir. Mobil ataupun bus, di jalur ini hanya bisa melaju dengan kecepatan 20 hingga 30 Kilometer per jam," kata Kurnia.
Untuk mengurai kemacetan, Polres Madiun dan Dishubkominfo setempat telah menyediakan sejumlah jalur alternatif. Meski demikian, penggunaan jalur alternatif tersebut kurang maksimal, sehingga kemacetan masih saja terjadi.
Kurnia menilai, kemacetan tersebut juga disebabkan adanya penyempitan jalur di sejumlah titik jalan, seperti di sekitar perlintasan kereta api.
Terdapat sekitar tiga perlintasan kereta api di sepanjang jalur Madiun-Nganjuk dengan jumlah kereta yang melintas mencapai 63 kereta per hari. Kondisi tersebut membuat terjadi penumpukan kendaraan di sepanjang jalur Madiun-Surabaya ruas Madiun-Nganjuk.
Diperkirakan, kemacetan akan berakhir seiring dengan berkurangnya jumlah kendaraan pemudik yang melakukan perjalanan balik ke kota besar pada musim angkutan Lebaran tahun ini. (*)