Jember (Antara Jatim) - Pesawat Garuda Indonesia terlambat terbang di Bandara Notohadinegoro Kabupaten Jember, Jawa Timur, akibat mobil pemadam kebakaran (PMK) mogok di landasan pacu (runway) bandara setempat, Selasa.
"Mobil PMK yang membersihkan landasan pacu dari abu vulkanik Gunung Raung tiba-tiba mogok di runway yang diduga karena saluran bahan bakarnya tersumbat," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Notohadinegoro Edi Purnomo di Jember.
Mobil PMK mogok sekitar pukul 09.00 WIB dan pesawat Garuda jenis ATR 600-72 batal mendarat di landasan pacu, sehingga pilot membatalkan untuk mendarat karena ada mobil PMK yang mogok di landasan pacu, sehingga pesawat yang berkapasitas 70 orang tersebut mengudara kembali ke Bandara Juanda.
"Petugas langsung menarik keluar mobil PMK yang mogok dengan menggunakan mobil hingga keluar landasan pacu, sehingga pesawat bisa mendarat dan menurunkan penumpang dari Surabaya dengan lancar," tuturnya.
Akibat kejadian itu, lanjut dia, pesawat Garuda di Bandara Notohadinegoro Jember sempat terlambat sekitar 30 menit dan baru tinggal landas (take off) sekitar pukul 11.52 WIB.
"Petugas sudah tiga hari ini membersihkan landasan pacu dari abu vulkanik Gunung Raung dan mobil PMK diperbantukan untuk menyiram runway, agar bersih dari debu vulkanik yang dapat mengganggu aktivitas penerbangan," paparnya.
Petugas di bandara sempat mengalami kesulitan membersihkan abu vulkanik Gunung Raung di landasan pacu karena keterbatasan peralatan di bandara setempat, sehingga proses pembersihan berjalan kurang maksimal.
Petugas menggunakan kompresor dan mobil pemadam kebakaran untuk membersihkan landasan pacu sepanjang 1.560 meter dari abu vulkanik, sehingga tidak bisa cepat.
Pantauan di lapangan, antusias penumpang yang terbang dari Bandara Notohadinegoro Jember menuju Bandara Juanda Surabaya tidak terpengaruh pascapenutupan bandara yang berada di Kecamatan Ajung tersebut akibat debu vulkanik.
Pada Senin (20/7) tercatat jumlah penumpang yang terbang dari Jember menuju Surabaya sebanyak 52 orang.
Bandara Notohadinegoro Jember kembali beroperasi normal pada Minggu (19/7), setelah ditutup seekan sejak Senin (13/7) hingga Sabtu (18/7) akibat abu vulkanik Gunung Raung (3.332 mdpl).(*)