Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 200 pemudik berangkat ke Pulau Masalembo secara gratus melalui angkutan Lebaran arus mudik dan balik 2015 yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Mudik gratis kapal laut dilakukan serentak hari ini di tiga pelabuhan," ujar Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut Dinas Perhubungan Jatim Ninik Rosnanik di sela pemberangkatan perdana di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Sabtu.
Selain dari Surabaya ke Pulau Masalembo, di Banyuwangi juga diberangkatkan kapal dari Pelabuhan Tanjung Wangi jurusan Pulau Sapeken, serta Pelabuhan Kalianget Sumenep ke Pulau Kangean.
Total ada tiga unit kapal barang yang sudah dimodifikasi untuk penumpang ke berbagai jurusan sesuai jadwal, sekaligus disediakan makan maupun paket bingkisan bagi pemudik yang mengikuti program ini.
Meski menggunakan kapal barang, kata dia, armada sudah berdasarkan standar prosedurnya dan dilengkapi alat-alat keselamatan sesuai jumlah penumpang.
"Pemprov Jatim menjamin keselamatan penumpang dengan perlengkapan yang memadai. Dispensasi dari Kesyahbandaran juga telah dikantongi sehingga diharapkan perjalanan lancar mulai berangkat sampai kembali," katanya.
Sama seperti tahun lalu, angkutan mudik gratis menggunakan angkutan laut ini akan melayani 12 perjalanan dengan masing-masing perjalanan bisa mengangkut 200 orang atau total satu jurusan mengangkut 2.400 penumpang.
Sementara itu, salah seorang penumpang mengaku baru pertama kali ikut mudik gratis dan merasa terbantu dengan program ini karena bisa menghemat anggaran pulang kampung.
"Apalagi waktu pemberangkatannya tepat. Setelah dapat izin dari kepala sekolah dan saya sudah lama tak pulang ke Masalembo, jadi bersyukur sekali dapat ikut mudik gratis ini," kata Imron Rosyadi, pemudik yang setiap harinya berdinas sebagai guru di Lombok Barat.
Berbeda dengan Mulyadi, mahasiswa Politeknik Negeri Jember yang mengaku sudah tiga kali mengikuti mudik gratis ke Masalembo.
Menurut dia, kapal yang disediakan selama ini masih dianggap layak meski diakuinya harus mendapat perhatian serius, salah satunya faktor kenyamanan karena lamanya perjalanan.
"Kalau memadai memang memadai, tapi kurang nyaman. Ke depan, kami harap lebih ditingkatkan lagi fasilitas kenyamanannya dan ada perbaikan," ucapnya. (*)