Kediri (Antara Jatim) - Rektor Kampus UNP Kediri Samari mengaku secepatnya membenahi manajemen akademik di dalam kampus, sehingga kegiatan belajar mengajar pun nantinya dapat berjalan dengan normal.
Ia juga mengaku cukup terbuka dengan kunjungan Tim dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristek-Dikti) ke kampusnya. Kunjungan ini diharapkan segera ada evaluasi, sehingga dari kampus juga bisa secepatnya melakukan pembenahan.
"Karena status UNP itu nonaktif, kami ingin tahu penyakitnya. Kami juga sudah ke menteri, dirjen kelembagaan dan kami terbuka, karena sempat ada kecurigaan ada kelas khusus," katanya di Kediri, Jumat.
Ia mengakui sempat dicurigai mempunyai kelas khusus, namun ia mengatakan hal itu dilakukan karena ada aturan pemerintah untuk percepatan guru dimana per 2015 semua guru harus sudah strata satu.
"Mahasiswanya 'gemuk', karena itu prodi penugasan," katanya.
Selain masalah program yang terlalu "gemuk", ia juga mengakui rasio dosen masih kurang ideal. Kampus juga berencana menambah jumlah dosen, namun masih terkendala dengan pengeluaran. Jumlah dosen di kampus itu diketahui ada sekitar 250, sementara jumlah mahasiswa ada sekitar 18 ribu.
Ia juga mengakui, jika saat ini kampus membuka pendaftaran mahasiswa baru. Setiap kali pendaftara, ada sekitar 4.000 mahasiswa baru terdaftar. Namun, dengan evaluasi nantinya dari kementerian, direncanakan akan mengurangi penerimaan mahasiswa baru di program yang terlalu banyak jumlah mahasiswanya. (*)