Pamekasan (Antara Jatim) - Sekelompok mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Selasa, berunjuk rasa ke pihak rektorat di kampus itu, memprotes pelaksanaan pemilihan presiden mahasiswa (pemilwa) yang diduga curang.
Aksi aktivis mahasiswa yang berjumlah puluhan orang ini berunjuk rasa di halaman kampus dengan menggelar orasi dan mendesak pihak rektorrat di kampus itu, menggelar pemilihan ulang.
Mahasiswa yang mengatas namakan diri Forum Penyelamat Kampus STAIN ini menuding, pihak rektorat telah melakukan intervensi atas proses pemilihan presiden mahasiswa, pada jurusan Syariah, dengan memenangkan salah satu calon.
Padahal, versi pengunjuk rasa, hasil perolehan suara di kampus STAIN sama, namun secara tiba-tiba bertambah menang satu suara atas, rekayasa pihak rektorat.
"Ini jelas merupakan persaingan yang tidak sehat, dan pihak rektorat telah menciderai proses demokratisasi di kampus ini," kata korlap aksi itu, Agus Bachtiar.
Dalam aksinya, massa sempat membakar ban bekas di halaman kampus STAIN Pamekasan sehingga menyebabkan suasana kampus dipenuhi kepulan asap.
Tidak hanya berosasi, massa pengunjuk rasa juga masuk ke ruang Pembantu Ketua (PK) III STAIN Pamekasan yang diduga menjadi dalang, dalam rekayasa pemenangan salah satu pasangan calon mahasiswa pada pemilwa Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Syariah dan Tarbiyah yang digelar beberapa hari lalu itu.
Sementara, Ketua PK III STAIN Pamekasan Dr Atiqurrahman saat berdialog dengan para pengunjuk rasa, membantah semua tudingan mahasiswa itu.
Atiq, sapaan karib Dr Atiqurrahman ini menjelaskan, pelaksanaan pemilwa sudah prosedural dan pihak rektorat tidak pernah melakukan intervensi untuk memenangkan pasangan calon tertentu.
"Kami sudah memasrahkan sepenuhnya pada proses dan ketentuan yang telah dibuat oleh mahasiswa itu sendiri. Jadi tidak benar kalau kami telah dituding melakukan intervensi," katanya menjelaskan.
Kendatipun demikian, Atiq menyatakan, pihaknya memang perlu melakukan evaluasi secara menyeluruh, terhadap berbagai jenis kegiatan politik kampus, karena ia mengakui, selama ini proses pemilwa di kampus STAIN Pamekasan memang sering bermasalah.
Kampus STAIN Pamekasan merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri di Pamekasan dengan jumlah mahasiswa terbanyak dibanding perguruan tinggi lainnya yang ada di wilayah itu.
Kampus ini rencananya akan mengubah status dari Sekolah Tinggi menjadi Institute, seiring dengan banyaknya peminat lulusan SMA dan yang sederajat yang kuliah di kampus itu.
Hanya saja, meski termasuk satu-satu kampus dengan jumlah mahasiswa terbanyak, kegiatan unjuk rasa di kampus agama Islam negeri ini juga tergolong paling dibanding kampus lainnya.
Pemicunya, tudingan sistem manajemen yang kurang terbuka, serta kuatnya kepentingan antarkelompok di internal perguruan tinggi itu. (*)