Gresik (Antara Jatim) - PT Petrokimia Gresik tidak terpengaruh dengan banyaknya peredaran pupuk palsu di pasaran, karena sebelum didistribusikan perusahaan tersebut telah melakukan penyuluhan kepada petani, kata Manajer Humas PT Petrokimia Gresik Yusuf Wibisono, Senin.
"Kalau soal dirugikan bagi kami tidak ada pengaruhnya, malahan yang rugi petani. Oleh karena itu Komisi Pengawas Pupuk dan Petisida (KP3) di daerah harus lebih serius menyikapi masalah pupuk palsu," ucap Yusuf di Gresik, Jawa Timur.
Ia mengatakan, KP3 harus lebih meningkatkan kinerjanya dengan membuka akses informasi seluas-luasnya khususnya kepada petani di daerah.
Yusuf mengaku, Petrokimia Gresik yang merupakan Badan Usaha Milik Negara di bidang pupuk itu juga siap membantu meminimalisir peredaran pupuk palsu.
"Yang kami lakukan saat ini adalah meningkatkan pemberian edukasi terhadap petani. Dengan begitu, mereka tahu mana pupuk yang sesuai standar atau sebaliknya sesuai standar tapi bahannya palsu," ucapnya.
Ia menjelaskan, pupuk yang banyak dipalsu di pasaran adalah pupuk organik, sebab untuk pupuk kimia sangat kecil dipalsu karena bahannya harus diimpor dengan kadar kandungan yang melalui uji laboratorium.
"Oleh karena itu, pihaknya meminta agar setiap petani berhati-hati ketika membeli pupuk, sehingga tidak dirugikan dengan adanya peredaran pupuk palsu," katanya.
Sebelumnya, Satuan Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Bareskrim Mabes Polri menggerebek pabrik pupuk palsu seluas 1 hektare di Desa Golokan, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Gresik.
Direktur Tipiter Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Drs Yazid Fanani mengatakan distribusi hasil produksi pabrik pupuk palsu itu telah beredar di sejumlah wilayah, yakni sebagian berada di Jatim dan sebagian lain dijual di luar Jawa yaitu daerah Sumatera.
Ia mengatakan, dari hasil penggrebekkan polisi menyita beberapa bahan pembuat pupuk, seperti Pospat sebanyak 350 ton, dolomit, pewarna lebih dari 30 ton, serta pupuk yang siap kirim sebanyak 30 ton.(*)