Pamekasan (Antara Jatim) - Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Achmad Syafii, meminta kepada para guru di berbagai lembaga pendidikan di wilayah itu mencegah siswanya melakukan konvoi kelulusan dan aksi corat-coret baju. "Saya minta upaya untuk mencegah siswa melakukan konvoi kelulusan dan aksi corat-coret baju itu, secara maksimal, karena aksi hura-hura seperti tidak ada gunanya sama sekali," katanya, Kamis. Bupati menjelaskan, jika siswa kelas akhir yang lulus ujian memang hendak merayakan kelulusan, hendaknya pihak sekolah mengarahkan pada kegiatan yang bernilai positif. Ia mencontohkan seperti melakukan baksi sosial dengan mengumpulkan baju seragam sekolah mereka, lalu diberikan kepada warga miskin yang membutuhkannya. "Kan lebih baik baju-baju seragam mereka itu diberikan kepada orang yang memang membutuhkan ketimbang harus dicorat-coret seperti itu," katanya. Menurut bupati, pihaknya telah meminta kepada Dinas Pendidikan dan berkoordinasi dengan aparat kepolisian Polres Pamekasan agar membubarkan, apabila ada pelajar yang melakukan konvoi kelulusan. "Berdasarkan laporan terbaru yang disampaikan kepada Disdik Pamekasan, koordinasi sudah dilakukan, dan polisi siap membantu. Jadi kalau ada siswa yang melakukan konvoi kelulusan pasti dibubarkan," katanya. Pengumuman kelulusan ujian nasional tingkat SMA dan yang sederajat secara serentak pada tanggal 18 Mei 2015. Berdasarkan daftar nominasi tetap (DNT) jumlah siswa SLTA Pamekasan yang mengikuti ujian nasional 2015 ini sebanyak 11.747 orang siswa. Perinciannya SMA sebanyak 3.546 orang, sebanyak 2.600 siswa SMK dan sisanya sebanyak 5.601 orang siswa Madrasah Aliyah (MA). Jumlah peserta UN tingkat SLTA 2015 lebih banyak dibanding jumlah peserta UN 2014, yakni mencapai 10.742 siswa. (*)
Bupati Minta Guru Cegah Siswa Corat-coret Seragam
Kamis, 14 Mei 2015 15:52 WIB