Polisi Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Pelajar SMA Tulungagung
Senin, 11 Mei 2015 18:03 WIB
Tulungagung (Antara Jatim) - Tim penyidik Polres Tulungagung, Jawa Timur, menggelar rekonstruksi pembunuhan seorang pelajar SMA PGRI 1 Tulungagung, Bima Olga Yogantara Rahayu (18) di area bekas Pabrik Gula Koenir, Kecamatan Ngunut, Senin.
"Tahap rekonstruksi ini diperlukan untuk mengkroscek antara keterangan pelaku dengan kejadian sebenarnya di lapangan," kata Kasat Reskrim Polres Tulungagung AKP Edy Herwiyanta dikonfirmasi di lokasi rekonstruksi di PG Koenir, Ngunut.
Ia menjelaskan, ada sedikitnya 47 adegan diperagakan kedua tersangka dalam rekonstruksi yang digelar mulai pukul 09.00 WIB tersebut.
Hasilnya, kata Edy, terungkap fakta bahwa korban Bima Olga Yogantara sempat dicekoki minuman keras sebelum dibunuh dengan cara dijerat lehernya menggunakan seutas tali rafia.
"Pembunuhan dilakukan setelah mereka bertiga minum minuman keras dan kemudian pergi ke (kecamatan) Kalidawir, tepatnya di daerah Luk Songo untuk menghabisi korban," ungkap Edy.
Namun, lanjut Edy, dalam peragaan tersebut diketahui rencana pembunuhan urung dilakukan.
Aksi keji kedua tersangka Kukuh Nugraha (28) dan Toni Rogum (25) baru direalisasikan setelah mereka bertiga kembali ke daerah Ngunut dan melanjutkan pesta minuman keras di dalam bangunan bekas PG Koenir.
"Di situlah korban dihabisi. Tersangka Toni berperan memegangi badan korban sedangkan Kukuh memukul perut korban yang mengakibatkan korban pingsan," paparnya.
Tak cukup sampai di situ, kedua tersangka menyeret tubuh korban Bima ke dalam salah satu ruangan kecil di dalam bangunan bekas PG Koenir dan dihabisi dengan cara dijerat lehernya menggunakan seutas tali rafia.
"Setelah dipastikan korban sudah tidak bernafas, korban ditinggalkan serta kedua pelaku mengambil semua barang berharga milik korban mulai dari ponsel, dompet, dan sepeda motor," jelasnya.
Bima Olga Yogantara Rahayu (18), siswa SMA PGRI 1 Tulungagung asal Desa Purworejo Kecamatan Ngunut diketemukan tak bernyawa dengan kondisi nyaris membusuk dan leher masih terjerat tali rafia pada Sabtu (14/2/2015).
Kasus yang sempat membuat gempar warga Ngunut itu pertama kali diketahui oleh tiga remaja SMP yang sedang bermain di sekitar bangunan PG Koenir dan mencium bau busuk menyengat dari arah dalam gedung. (*)