Pemkab Malang Garap Budi Daya Ikan Hias dan Obat
Senin, 11 Mei 2015 8:01 WIB
Malang (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, mulai menggarap potensi ikan non-konsumsi, yakni ikan untuk bahan baku obat dan ikan hias untuk dibudidayakan karena selama ini masih belum tergarap secara optimal.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Malang, M Nasri Abdul Wahid, Senin mengakui potensi ikan non-konsumsi tersebut cukup bagus, namun belum tergarap maksimal, bahkan kelompok pembudidaya jenis ikan tersebut masih sangat minim.
"Kalau melihat luas wilayah Kabupaten Malang dan potensinya yang cukup bagus, jumlah kelompok pembudidaya ikan non-konsumsi ini masih sangat minim, yakni hanya sekitar 75 sampai 80 kelompok. Sedangkan kelompok pembudidaya ikan untuk konsumsi mencapai ratusan," ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, kelompok pembudidaya ikan untuk obat lebih sedikit lagi, yakni hanya 6 kelompok. Budi daya ikan untuk obat tersebut adalah jenis ikan gabus yang dijadikan bahan baku pembuatan albumin.
Hanya saja, katanya, meski nilai ekonomisnya cukup tinggi, budi daya ikan gabus tersebut sangat sulit. Oleh karena itu, pihaknya mengajukan ke Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk membantu teknologi budi daya ikan tersebut.
Harapannya, dengan adanya bantuan teknologi budidaya yang baik, bisa memberikan solusi dan teknis budi daya ikan non-konsumsi, baik jenis ikan hias maupun ikan untuk bahan baku obat.
Lebih lanjut, Nasri mengemukakan nilai ekonomis ikan hias cukup tinggi dibanding ikan budidaya untuk konsumsi, seperti ikan nila, mujair atau lele. Bahkan, harga satu kilogram ikan lele sama dengan harga tiga ekor ikan cupang (salah satu jenis ikan hias) dan yang mulai dikembangkan saat ini adalah budi daya ikan koi.
Kabupaten Malang memiliki potensi budi daya seluas 563,98 hektare dan yang saat ini dimanfaatkan untuk kolam seluas 185,151 hektare. Karena lahannya masih sangat luas, memungkinkan warga untuk membudidayakan ikan hias maupun untuk ikan obat.
"Selain ikan laut dan ikan budidaya untuk konsumsi yang potensinya juga cukup tinggi, kami ingin mengimbanginya dengan pengembangan dan budi daya ikan non-konsumsi, sehingga Kabupaten Malang menjadi penghasil ikan jenis konsumsi maupun non-konsumsi yang cukup potensial," ujarnya.
Potensi ikan laut di Kabupaten Malang mencapai 400 ribu ton per tahun, namun masih tergarap sekitar 12 persen dari potensi tersebut. Sedangkan potensi ikan budidaya untuk konsumsi, sperti lele, mujair dan nila rata-rata per tahun mencapai 16 ribu ton.(*)