Perhutani Dukung Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Kawasan Hutan
Jumat, 8 Mei 2015 23:40 WIB
Jombang (Antara Jatim) - Perhutani mendukung penyaluran pupuk bersubsidi untuk tanaman pangan di kawasan hutan, sebagai upaya meningkatkan produksi agar ketahanan pangan terjaga.
"Untuk ketahanan pangan, di Perum Perhutani salah satu terobosan dengan mengalokasikan pupuk bersubsidi untuk LMDH yang selama ini belum diberi fasilitas itu, dan musim tanam ini sudah memperoleh," kata Direktur Pengelolaan Sumber Daya Hutan (PSDH) Perhutani Heru Siswanto di Jombang, Jawa Timur, Jumat.
Heru yang ditemui dalam acara silaturahim dengan Direktur Perhutani di sebuah hotel Kabupaten Jombang, itu mengatakan untuk saat ini penyaluran pupuk bersubsidi di kawasan perhutani masih difokuskan di Pulau Jawa, yaitu di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Total kebutuhan pupuk untuk musim tanam 2015 ini mencapai 21 ribu ton, dengan lahan seluas 73 ribu hektare yang tersebar di Pulau Jawa tersebut. Dari jumlah itu, diperkirakan nantinya bisa menghasilkan 460 ribu ton padi dan jagung.
Heru mengatakan, untuk saat ini luas lahan itu memang masih sedikit, namun ke depan akan ditambah dengan porsi lebih besar. Pada 2016, direncanakan luas lahan yang digunakan sampai 267 hektare yang juga tersebar di Pulau Jawa.
Dari luas lahan untuk tanaman padi dan jagung di kawasan perhutani itu, nantinya diprediksi bisa menghasilkan 1 juta ton tanaman jagung dan 500 ribu ton tanaman padi. Jumlah itu meningkat tajam jika dibandingkan dengan rencana hasil pada 2015.
Pihaknya mengatakan, dimudahkannya penggunaan pupuk bersubsidi untuk tanaman pangan di wilayah perhutani itu juga kebijakan yang cukup bagus, sebab selama ini para petani yang mengelola tanah di perhutani seakan sulit mendapatkan pupuk bersubsidi.
Ia yakin, dengan adanya penyaluran pupuk bersubsidi itu, hasil produksi tanaman pertanian di kawasan hutan juga bisa menyangga ketahanan pangan di Indonesia.
Terlebih lagi, pemerintah mengatakan masih kekurangan produksi jagung sampai 2 juta ton. Jika pada 2016 diperkirakan bisa menghasilkan 1 juta ton, kondisi itu bisa meningkatkan ketahanan pangan.
"Pemerintah masih defisit jagung 2 juta ton, dan jika perhutani tahun depan bisa 1 juta ton, tentunya ikut berkontribusi pada ketahanan pangan," katanya.
Disinggung terkait dengan bantuan bibit, ia mengatakan sejauh ini sudah ada pembahasan, tapi belum ada keputusan. Untuk saat ini, yang sudah ada keputusan baru pemanfaatan pupuk bersubsidi untuk lahan pertanian di kawasan hutan.
"Itu sudah kami bahas. Perhutani sedikan lahan dan kalau benih bibit di kementerian," katanya. (*)