Gresik, (Antara Jatim) - PT Petrokimia Gresik berupaya menekan ketergantungan bahan baku pupuk dari impor, dengan mempercepat proyek pembangunan pabrik Amoniak-Urea II yang diharapkan selesai pada Desember 2017. Sekretaris PT Pertokimia Gresik, Wahyudi, Selasa mengatakan berdasarkan data holding PT Pupuk Indonesia (Persero) kebutuhan teknis pupuk nasional mencapai 41,14 ton/tahun, namun kapasitas total produksi PT Pupuk Indonesia (Persero) grup baru mencapai 12,6 ton/tahun. "Oleh karena itu, kami sebagai salah satu anggota holding PT Pupuk Indonesia terus berusaha mengembangkan diri guna memenuhi kebutuhan pupuk yang terus meningkat, yakni dengan meningkatkan kapasitas pabrik, bahan baku pupuk dan pupuk itu sendiri," ucapnya di Gresik. Ia mengatakan, peningkatan kapasitas pupuk bisa dilakukan dengan melakukan peningkatan kapasitas produksi amoniak, yang merupakan bahan baku pupuk urea, ZA, NPK. "Saat ini, keberadaan pabrik amoniak yang dimiliki Petrokima Gresik hanya memiliki kapasitas produksi 445.000 ton/tahun, sedangkan kebutuhannya mencapai 850.000 ton/tahun," katanya. Selain itu, kebutuhan pupuk urea di Jawa Timur saat ini mencapai 1.000.000 ton/tahun, sementara kapasitas produksi urea Petrokimia Gresik hanya 460.000 ton/tahun. "Sehingga kekurangan-kekurangan itu saat ini harus dipenuhi dari impor. Oleh karena itu keberadaan pabrik Amoniak-Urea II nanti diharapkan mampu mengurangi ketergantungan impor bahan baku pupuk impor dan memperkuat struktur bisnis perusahaan," katanya. Wahyudi mengatakan, keberadaan pabrik Amoniak-Urea II sangat strategis, karena bisa menjadi bagian dari program ketahanan pangan, khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan pupuk nasional yang terus meningkat, selain itu juga akan menghemat biaya impor. "Dengan demikian, pabrik baru ini akan mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, sedangkan penghematan yang timbul menjadi penting agar Petrokimia Gresik memiliki sumber daya lebih dalam meningkatkan daya saing," ucapnya. Terkait bahan baku pabrik baru, Wahyudi mengaku Petrokimia juga telah menandatangani perjanjian jual beli gas (PJBG) dengan Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), sebagai tindak lanjut dari arahan Kementerian ESDM melalui SKK Migas (2013) yang memutuskan bahwa Petrokimia mendapat pasokan gas 85 MMSCFD dari lapangan MDA-MBH yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) HCML. "Gas ini nantinya akan digunakan sebagai bahan baku pabrik Amoniak-Urea II milik PG yang akan segera dibangun, sebab sebelumnya pada Desember 2014 Petrokimia juga telah menandatangani kontrak pembangunan yang tendernya dimenangkan oleh konsorsium Wuhuan Engineering dan PT Adhi Karya (Persero)," katanya.(*)
Petrokimia Gresik Tekan Ketergantungan Bahan Baku Impor
Selasa, 5 Mei 2015 17:52 WIB