BLH: Puluhan Industri Tulungagung Tak Miliki Sarana IPAL
Senin, 27 April 2015 20:07 WIB
Tulungagung (Antara Jatim) - Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengatakan masih ada puluhan sentra industri, terutama yang berskala menengah dan kecil, tidak memiliki sarana instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sehingga berpotensi memicu pencemaran lingkungan.
\"Jika mereka belum memiliki sarana IPAL, kuat dugaan industri-industri ini membuang limbahnya ke sungai sehingga menimbulkan pencemaran,\" kata Plt Kepala BLH Tulungagung, Tatang Suhartono di Tulungagung, Senin.
Menurut dia, dugaan pencemaran muncul berdasarkan pantauan tim pemeriksa BLH yang terjun di sejumlah lokasi industri.
Hasilnya, kata dia, ditemukan banyak perusahaan ataupun industri yang membuang langsung limbah hasil produksinya ke sungai.
\"Kami akan terus lakukan monitoring dan evaluasi. Jika ditemukan, langsung akan diberi peringatan, dan bila masih melanggar bisa ditutup pabriknya,\" katanya.
Tatang mengatakan, dari pantauan tim BLH di lapangan, mayoritas perusahaan skala menengah ke bawah yang belum memiliki IPAL terdapat industri \"elektroplating\'.
Pabrikan ini, kata Tatang, melakukan proses manipulasi sifat suatu substrat dengan cara melapisinya dengan logam lain, seperti pada sendok, peralatan masak, aneka produk berbahan logam lainnya.
\"Itu yang berbahaya karena limbahnya mangandung mercury dan logam berat. Jika langsung dibuang ke sungai bisa merusak lingkungan dan secara tidak langsung membahayakan manusia karena bahan kimia ini bisa terserap melalui tanaman ataupun ikan yang sudah terpapar,\" jelasnya.
Saat masalah ini disosialisasikan, lanjut Tatang, terungkap ada permasalahan lain tentang mengapa pelaku atau pemilik industri ini belum membangun IPAL, yakni faktor keterbatasan biaya.
\"Jadi para pelaku usaha ini keuntungannya belum bisa digunakan untuk membangun IPAL,\" ujar Tatang.
Sebagai solusi, pihaknya berencana membangun IPAL komunal, yakni pengolahan air limbah secara terpusat atau bisa digunakan untuk beberapa industri.
Saat ini, BLH telah memiliki empat IPAL Komunal dan tahun ini mengajukan tambahan empat unit. \"Kami sudah ajukan bantuan ke pusat terkait IPAL Komunal. Tahun ini direncanakan ada empat lagi,\" katanya.
Salah satu pelaku industri mengatakan, pembuatan IPAL dirasa terlalu berat, karena untuk membuatnya harus menggunakan anggaran cukup besar.
\"Masalahnya ada standarisasi yang wajib dipenuhi untuk pembuatan IPAL, sehingga itu bisa menghabiskan (anggaran) sampai puluhan juta. Kami belum mampu,\" kata Rohmad, salah seorang pelaku industri kecil di Kota Tulungagung. (*)