Ribuan Industri Rumahan Tulungagung tak Miliki IPAL
Kamis, 28 Agustus 2014 16:47 WIB
Tulungagung (Antara Jatim) - Ribuan industri rumahan yang tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur hingga saat ini tak memiliki sistem instalasi pengelolaan air limbah (IPAL), sehingga berpotensi mencemari lingkungan sekitarnya.
"Kalau mengacu pengajuan izin kelayakan pengolahan limbah cair yang diajukan ke kami, jumlahnya masih sedikit," kata Kabid Tata Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup (BLH) Tulungagung Umar Serajuddin, Kamis.
Ia mengasumsikan, lembaga/unit usaha yang telah mengantongi izin pengelolaan limbah cair di daerah tersebut tidak sampai 30 persen dari total industri yang ada.
Untuk kelompok industri berskala besar diakuinya memang sudah memiliki kesadaran cukup tinggi. Namun hal serupa belum diikuti oleh kelompok industri menengah dan kecil.
Umar mencontohkan industri kerajinan marmer di wilayah Kecamatan Campurdarat dan Besuki, Tulungagung.
Hingga saat ini, kata dia, nyaris tak satupun pengrajin marmer di daerah tersebut yang membuat instalasi pengelolaan limbah. Akibatnya, abu batu sisa pengolahan marmer langsung
terbuang ke sungai-sungai setempat.
Hal serupa rupanya juga dilakukan ratusan pengrajin batik yang ada sekitar Kecamatan Tulungagung, Kedungwaru, serta Kauman.
Cairan pewarna yang keluar dari pemrosesan batik tulis/cetak, serta hasil pencucian kain diduga langsung dibuang ke selokan tanpa melalui pemrosesan air limbah.
"Itu dugaan kami yang salah satunya menyebabkan Kali (sungai) Ngrowo tercemar dan airnya berwarna hitam pekat. Sektor industri kecil, termasuk usaha sablon, peternakan ikan dan lain-lain selama ini memang penyumbang terbesar pencemaran air tanah di Tulungagung,"
ungkapnya.
Untuk mengatasi hal itu, lanjut Umar, pihaknya memang tidak bisa melakukan penindakan secara serta-merta.
Sekalipun ada mekanisme sanksi sebagaimana telah diatur dalam peraturan bupati, jelasnya, BLH lebih mengedepankan upaya persuasi yang salah satunya melalui program pembinaan sektor industri kecil/rumahan. (*)