Tiga Kepala Negara Tandatangani Pesan Bandung
Jumat, 24 April 2015 13:41 WIB
Oleh Yuni Arisandy
Bandung (Antara) - Tiga kepala negara Asia Afrika, yaitu Presiden RI Joko Widodo, Presiden Tiongkok Xi Jinping, dan Raja Swaziland Mswati II secara simbolis menandatangani "Bandung Message" yang merupakan salah satu dokumen hasil Pertemuan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015.
Upacara penandatanganan simbolik Bandung Message oleh Presiden RI Joko Widodo sebagai tuan rumah KAA, Presiden Tiongkok Xi Jinping sebagai perwakilan negara Asia, dan Raja Swaziland Mswati II sebagai perwakilan negara Afrika dilakukan di Gedung Merdeka, Bandung, Jabar, Jumat.
Pesan Bandung atau lebih dikenal dengan Bandung Message adalah suatu dokumen hasil KAA yang disepakati para peserta KAA dengan tujuan memperkuat solidaritas dan kerja sama antarnegara-negara Asia dan Afrika di berbagai bidang.
Sebagai salah satu dokumen utama yang diusung Indonesia dalam peringatan 60 tahun KAA, Bandung Message merupakan pesan visioner hasil rumusan dari negara-negara Asia Afrika.
Pesan itu mengedepankan kerja sama yang baru secara nyata dan revitalisasi penguatan Kemitraan Asia Afrika dalam hal solidaritas politik, kerja sama ekonomi, dan hubungan sosial budaya sebagai tiga pilar utama.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan pemilihan Tiongkok dan Swaziland sebagai dua negara yang ikut menandatangani Bandung Message didasari beberapa pertimbangan untuk mewakili Asia dan Afrika.
Tiongkok menjadi wakil Asia karena merupakan negara besar dan telah tumbuh menjadi negara maju.
Sementara Swaziland menjadi wakil Afrika karena termasuk negara yang stabil di benua tersebut.
Selain Bandung Message, KAA ke-60 juga akan mendeklarasikan dokumen Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) yang berisi kerangka kerja implementasi dan tindak lanjut Bandung Message.
Dokumen ketiga adalah Deklarasi Palestina yang berisi delapan poin yakni menyampaikan dukungan kepada Palestina untuk meraih kemerdekaan, rasa salut atas perjuangan dan ketabahan Palestina, mendorong solusi dua negara, mengutuk perlakuan Israel sebagai penjajah dan mengutuk serangan Israel.
Deklarasi itu juga mendorong rekonstruksi Gaza, mendorong realisasi aplikasi Palestina sebagai anggota PBB, dan mendorong negara-negara di Asia-Afrika yang belum mengakui Palestina sebagai negara untuk segera memberikan pengakuan.(*)