YKI Jatim: 70 Persen Penderita Terlambat Berobat
Sabtu, 28 Februari 2015 14:30 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Jawa Timur mencatat sekitar 70 persen dari 3.813 penderita kanker serviks dan 5.127 penderita kanker payudara terlambat berobat dan memeriksakannya ke rumah sakit.
"Penderita kanker biasanya 70 persen yang ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium lanjut," ujar Ketua YKI Jatim Nina Kirana Soekarwo ketika ditemui di sela peletakan batu pertama pembangunan rumah singgah Husada Sasana Marsudi tahap II di Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, kondisi seperti itu sangat memprihatinkan karena memperkecil kemungkinan bagi penderita untuk bertahan hidup.
"Karena itu jangan sampai penderita terlambat dan segera periksakan ke dokter sedini mungkin sehingga ada tindakan cepat agar cepat diobati," kata istri Gubernur Jatim Soekarwo tersebut.
Berdasarkan catatannya, sebanyak 3.813 orang menderita kanker serviks atau mulut rahim dan 5.127 orang menderita kanker payudara selama tahun 2014 di provinsi setempat.
Angka tersebut berkurang dibandingkan 2013, yakni kanker mulut rahim sebanyak 3.971 orang dan 6.094 orang menderita kanker payudara.
Tingginya jumlah penderita kanker, kata dia, harus dicegah dengan tindakan promotif dan preventif, antara lain dengan sosialisasi berupa kampanye langsung di lingkungan masyarakat dan seminar pengetahuan antisipasi bahaya kanker.
"Masyarakat juga harus berperan dan mewaspadainya karena penyakit ini tidak boleh diremehkan, termasuk gejala-gejalanya, seperti pencegahan dengan cara vaksin usia dini," ucapnya.
Sementara itu, pada kesempatan tersebut Nina Kirana meletakkan batu pertama menandai dimulainya pembangunan enam ruangan untuk penderita kanker yang sedang menjalani pengobatan kemo di RSU dr Soetomo.
Pembangunan ruangan sebagai tambahan fasilitas atas tingginya angka permintaan untuk menampung penderita kanker.
"Sering pengelola menolak penderita menginap dan menunggu pengobatan di sini karena kamar sudah penuh. Semoga adanya ruangan baru bisa membantu dan penderita tidak kesulitan mencari tempat tinggal sementara," tukasnya.
Di rumah singgah yang terletak di Jalan Mulyorejo Indah I tersebut, saat ini sudah tersedia 22 kamar ditambah enam kamar persiapan (belum ditempati), dan ditambah enam kamar baru yang pembangunannya ditargetkan selesai dalam jangka waktu tiga bulan.
Nina menjelaskan, rumah singgah khusus penderita kanker ini perannya sangat tinggi, bahkan membantu penderita tidak mengeluarkan ongkos mahal, seperti masalah transportasi pulang pergi ke rumah sakit.
"Transportasi antar jemput sudah disiapkan dan tidak dipungut biaya, kemudian tarif per kamar juga terjangkau. Per kamarnya ada dua tempat tidur, karena satu untuk pendamping dari keluarganya," ucap ibu tiga anak tersebut. (*)