Teknologi Clam Cell Antisipasi Pendalaman Alur Pelayaran Surabaya
Minggu, 22 Februari 2015 15:19 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Teknologi Clam Cell diyakini dapat mengantisipasi adanya batu besar yang menghambat pendalaman Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) karena posisinya membentang antara Pelabuhan Maspion dengan Tanjung Perak.
"Dengan teknologi itu kami yakin pada bulan Maret 2015 pendalaman APBS dapat diselesaikan," kata Manajer Proyek APBS, Hendiek Eko Setiantoro, di Surabaya, Minggu.
Di sisi lain, jelas dia, terkait pemindahan pipa gas Eks-Kodeco Energy Co., Ltd yang belum 100 persen ikut disebabkan belum turunnya izin pengangkatan pipa itu. Ia berharap izin dari Dirjen Hubungan Laut (Hubla) Kementerian Perhubungan bisa terealisasi dalam waktu dekat.
"Kalau izin tersebut sudah dikeluarkan maka pihaknya bisa leluasa melakukan pendalaman APBS hingga -13 LWS," ujarnya.
Meski demikian, tambah dia, pipa eks-Kodeco memang tidak lagi menjadi rintangan utama seperti 14 tahun lalu. Pada periode tersebut Pelindo III sempat merasa kesulitan merevitalisasi APBS.
"Apalagi saat itu ada pipa gas yang melintang di sejumlah titik," katanya.
Direktur Utama Pelindo III, Djarwo Surjanto, membenarkan, Pelindo telah merencanakan pendalaman APBS sejak tahun 2000. Tapi karena terkendala pipa gas Kodeco waktu itu pengerukan tak bisa dilakukan.
"Padahal, pendalaman APBS menjadi -13 LWS dan pelebarannya sangat penting untuk meningkatkan arus barang dalam negeri maupun ekspor-impor yang masuk melalui jalur laut. Untuk itu, kami rela mengeluarkan dana 76 juta dolar AS guna merevitalisasi APBS," katanya.(*)