Bupati Madiun Tinjau Lokasi Banjir Bandang
Jumat, 20 Februari 2015 19:39 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Bupati Madiun Muhatrom meninjau lokasi banjir bandang di Desa Joho dan Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat.
Dalam kunjungannya tersebut, Bupati Muhtarom menyatakan datanganya bencana tidak dapat diprediksi sehingga warga diimbau waspada, terlebih bagi warga yang berdomisili di daerah rawan bencana.
"Kecamatan Dagangan berada di lereng Gunung Wilis yang memiliki kontur tanah labil sehingga rawan terjadi bencana tanah longsor dan banjir bandang. Apalagi kondisi hutan di Gunung wilis banyak yang rusak," ujar Muhtarom.
Data BPBD Kabupaten Madiun mencatat sejumlah desa di Kecamatan Dagangan, pada Kamis (19/2) malam diterjang banjir badang yang menyebabkan beberapa rumah warga dan jembatan penghubung antardesa rusak.
Dua warga Desa Segulung juga dilaporkan hilang terseret arus banjir. Satu di antaranya telah ditemukan meninggal dunia. Banjir bandang juga menyebabkan sebanyak 24 kambing, satu sapi, dan dua unit sepeda motor milik warga hanyut terbawa banjir bandang.
Selain banjir bandang, di Desa Tileng dan Mendak juga terjadi bencana tanah longsor yang menyebabkan sedikitnya 13 rumah warga desa setempat rusak.
Bupati Madiun sangat prihatin dengan bencana alam yang terjadi tersebut. Hingga kini, petugas gabungan dari BPBD Kabupaten Madiun, Tagana, TNI, Polri, dan warga desa setempat bergotong-royong membersihkan puing-puing bangunan yang tersisa setelah diterjang banjir bandang.
Petugas juga terus melakukan pendataan rumah warga, infrastruktur, dan kerugian material lainnya akibat bencana alam banjir bandang dan tanah longsor tersebut.
Kepala Desa Segulung, Kustoyo, mengatakan, selain menimbulkan korban jiwa, kerugian material akibat banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Dagangan tersebut diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
"Kerugiannya mencapai miliaran rupiah sebab hampir di semua dusun dan desa terjadi kerusakan. Ini masih terus dilakukan pendataan," ungkap Kustoyo kepada wartawan.
Menurut dia, kerugian tersebut meliputi kerusakan dari rumah serta segala isinya, ternak warga, dan juga area persawahan yang mencapai puluhan hektare. Selain itu, tercatat, sebanyak lima jembatan penghubung antardesa terpantau rusak dan 12 saluran air bersih juga rusak parah.
"Dua dari lima jembatan yang rusak terpantau putus total. Anggaran yang dibutuhkan untuk memperbaiki dua jembatan putus tersebut ditaksir mencapai Rp2 miliar. Perbaikan akan dilakukan dengan skala prioritas," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Madiun, Arnowo.
Proses evakuasi dan pembersihan diperkirakan membutuhan beberapa hari. Evakuasi material banjir bandang dan tanah longsor itu dilakukan dengan mendatangkan sejumlah alat berat. (*)