Rumah Sakit Hewan Surabaya Diduga Diklaim Milik PTFSS
Minggu, 4 Januari 2015 21:38 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Rumah Sakit Hewan (RSH) di Jalan Setail Kota Surabaya yang merupakan aset pemerintah kota untuk pemeriksaan satwa di Kebun Binatang Surabaya (KBS) diduga diklaim milik Perkumpulan Taman Flora dan Satwa Surabaya (PTFSS).
Direktur Keuangan dan SDM Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS, Fuad Hassan saat dihubungi wartawan di Surabaya, Minggu, membenarkan bahwa saat ini ada orang-orang dari PTSFF diduga hendak menguasai aset PDTS KBS, khususnya RSH Jalan Setail. Pihaknya sendiri dalam waktu dekat berencana meminta bantuan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya untuk mengamankan aset milik Pemkot Surabaya ini.
"Kami akan bertemu dengan Pak Sekkota (Sekretaris Kota Surabaya, Hendro Gunawan) untuk membahas secara teknis bagaimana pengamanan aset ini," kata Fuad.
Sementara informasi yang dihimpun Antara, sebenarnya per 31 Desember 2014 lalu, RSH ini dihentikan operasionalnya untuk umum. Penghentian RSH Setail ini dimaksudkan agar dapat fokus mengelola kesehatan binatang di KBS.
Dalam pengumuman Nomor 505 /Ext/PDTS/XI/2014 itu disebutkan bahwa, RSH Setail akan beralih fungsi sebagai RSH satwa KBS. Karena itu berhenti beroperasi untuk melayani kesehatan hewan piaraan umum. RSH Setail sendiri masa izin habis pada 2011 silam.
"Tapi, setelah RSH ini ditutup untuk umum, manajemen juga diperbaraui. Nah, ada sekelompok orang dari perkumpulan taman flora menunjuk dr Liang Kaspe sebagai kepala rumah sakit. Perkumpulan ini merasa RSH itu milik mereka," ujar salah seorang sumber di PDTS KBS.
Dia menjelaskan bahwa semua aset di KBS, termasuk RSH di Jalan Setail merupakan milik Pemkot Surabaya sejak diambil alih pada Juli 2013. Sayangnya, perkumpulan taman flora menolak klaim bahwa aset di KBS dimiliki Pemkot.
Akhirnya mereka mengambil langkah hukum. Saat ini, perselisihan aset antara Pemkot dengan perkumpulan ini masih di meja Mahkamah Agung (MA). Penguasaan RSH Jalan Setail oleh perkumpulan taman flora ini diduga menjadi pintu masuk bagi mereka untuk bisa menguasai seluruh aset KBS.
Sumber itu menyebutkan, PTFSS berisi sembilan orang, termasuk Stanny Soebakir. Saat ini, kesembilan orang tersebut sudah menduduki RSH pascarumah sakit itu ditutup untuk umum. PDTS KBS sendiri tidak berani untuk mendatangi RSH itu dengan alasan keamanan.
Adapun surat tugas sekaligus penunjukkan dr Liang Kaspe sebagai kepala RSH Jalan Setail bernomor 015/PTFSS/ST/XII/2014 tertanggal 30 Desember 2014 dan ditandatangani oleh Ketua PTFSS, Stanny Soebakir.
Sementara itu, Kepala RSH Jalan Setail, dr Liang Kaspe belum dapat dikonfirmasi mengenai persoalan ini. Awalnya, ketika dihubungi via ponsel, mantan Direktur Operasional PDTS KBS meminta dihubungi lima menit lagi.
Diapun lantas menutup pembicaraan. Selang lima menit kemudian, ketika dihubungi lagi ternyata ponselnya tidak aktif. Setelah 15 menit lagi dihubungi, ponselnya aktif tapi tidak kunjung diangkat. (*)