Malang (Antara Jatim) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Jawa Timur, Dr Asih Tri Rahmi Nuswantari, mengakui jumlah pengidap virus HIV/AIDS di kota itu terus bertambah, bahkan setiap tahun mencapai ratusan pengidap baru. "Pada tahun 2010, jumlah penderita HIV/AIDS baru sebanyak 425 orang, 2011 sebanyak 416 orang, 2013 mencapai 399 orang dan tahun ini sudah mencapai 226 orang, sehingga jumlah keseluruhan penderita penyakit yang menyerang kekebalan tubuh itu sejak ditemukan pada tahun 1997 hingga November 2014 mencapai 3.311 orang," kata Asih di Malang, Senin. Selama kurun waktu tujuh tahun, katanya, pertumbuhan dan perkembangan jumlah pengidap virus HIV/AIDS tersebut cukup tinggi dan yang membuat miris, sebagian besar atau lebih dari 60 persen penderita masih berusia produktif, yakni antara 20-49 tahun. Hanya saja, lanjutnya, jumlah penderita sebanyak itu bukan hanya warga Kota Malang saja, tetapi dari berbagai daerah karena mereka periksa dan tes di rumah sakit atau Puskesmas yang menyediakan layanan (fasilitas) Volunteer Conseling and Testing (VCT). Di Kota Malang ada tiga rumah sakit yang menyediakan fasilitas VCT, yakni RSSA Malang, RST Soepraoen dan RSI Unisma Dinoyo serta lima Puskesmas, yakni Puskesmas Kandalkerep, Arjuno, Ciptomulyo, Kendalsari, dan Puskesmas Dinoyo. Menyinggung penyebaranm virus HIV/AIDS tersebut, Asih mengatakan ada pergeseran, kalau sebelumnya penularannya melalui jarum suntik pengguna narkoba secara bergantian, saat ini didominasi melalui hubungan seks yang bergonta-ganti pasangan. Pergeseran penyebaran itu berdampak pada kelompok yang seharusnya tidak berisiko tinggi (risti) seperti ibu rumah tangga, ternyata juga bisa kena karena tertular dari suaminya. "Kalau sudah begini kan kasihan ibu-ibu rumah tangga ini," ujarnya. Sementara itu peringatan hari AIDS sedunia di Kota Malang ditandai dengan pemeriksaan atas tes gratis bagi masyarakat di Cheese Bury Kopitiam atas kerja sama Ikatan Waria Malang (Iwama) yang dibantu tim VCT RSI Unisma Dinoyo. Hanya saja, tes VCT gratis tersebut tidak banyak menarik minat warga karena hanya ada 11 orang yang melakukan tes, yakni pengunjung kafe. "Kalau tes di tempat umum tidak semua orang mau melakukan, berbeda dengan di tempat tertutup yang pesertanya bisa mencapai puluhan," kata Sekretaris IWama, Veru Devana. Pemeriksaan atau tes HIV yang dilakukan berupa rapid test. Rapid test ini ringkas, cukup diambil darah sedikit di ujung jari dan hasilnya bisa diketahui secara langsung, namun untuk hasil yang perlu didalami, tim mengarahkan untuk tes lebih lebih lanjut di laboratorium. "Kesadaran masyarakat dan inisiatif memeriksakan diri untuk tes HIV sudah terus meningkat. Warga yang datang ke klinik VCT RSI Unisma Dinoyo untuk melakukan tes HIV saja rata-rata bisa sampai 50 orang per bulannya," kata salah seorang konselor VCT RSI Unisma, Fery Arianto.(*)
Kadinkes Malang: Pengidap Virus HIV/AIDS Terus Bertambah
Senin, 1 Desember 2014 19:22 WIB