Banyuwangi Dorong Digitalisasi Pesantren untuk Pengembangan SDM
Kamis, 13 November 2014 18:04 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mendorong pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam program digitalisasi pesantren di daerah setempat untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ketika dihubungi dari Surabaya, Kamis mengemukakan pihaknya terus memacu upaya pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di berbagai bidang, antara lain pelayanan publik, kesehatan, pendidikan, dan pariwisata, serta yang sedang dikerjakan adalah kalangan pesantren.
Saat ini, sejumlah pesantren di Banyuwangi telah dipasang sarana TIK yang memadai, seperti titik wifi atau akses internet nirkabel. Selain itu, pelajaran teknologi informasi juga dimasukkan melalui pelatihan-pelatihan.
"Saat ini yang sedang disiapkan adalah digitalisasi kitab-kitab, seperti Ihya Ulumuddin karya Imam Ghozali. Jadi, kitab-kitab yang tebal itu cukup bisa dibaca melalui gadget, biar santri belajarnya juga lebih enak dan bisa di mana saja," ujar bupati.
Menurut ia, pihaknya menginginkan sumber daya manusia santri di Banyuwangi bisa unggul dan mengikuti perkembangan teknologi dan tidak "gaptek" (gagap teknologi).
Selain pesantren, Pemkab Banyuwangi yang bekerja sama dengan Telkom juga telah memasang sekitar 1.400 titik wifi di berbagai ruang publik, seperti taman, rumah sakit, puskesmas, sekolah, perpustakaan daerah, dan tempat publik lainnya.
"Meskipun kami berada di ujung timur Pulau Jawa, tapi soal literasi digital tidak kalah. Sepanjang awal tahun ini, rata-rata pengakses wifi di Banyuwangi mencapai sekitar 170.000 per bulan atau meningkat 75 persen dibanding tahun lalu yang rata-rata 97.000 pengakses per bulan," tambah Anas.
Ia menambahkan infrastruktur TIK sudah menjadi kebutuhan, apalagi pemerintah pusat telah memutuskan ada moratorium rekrutmen PNS. Padahal, di sisi lain jumlah PNS yang pensiun setiap tahun semakin besar.
"Setiap tahun sekitar 800 PNS di Banyuwangi pensiun. Nah, kondisi ini harus diimbangi dengan pelayanan berbasis TI agar tidak kewalahan dalam melayani masyarakat," ujarnya.
Menurut Anas, infrastruktur tidak hanya jalan, jembatan, pelabuhan, jalur kereta api, dan bandara, tetapi juga infrastruktur teknologi informasi.
Bupati mencontohkan aplikasi TIK dalam layanan perizinan dengan penerapan SMS Gateway dan instrumen TI lainnya untuk memberi stimulus bagi dunia usaha, sehingga mendongkrak investasi yang masuk ke Banyuwangi.
"Perizinan usaha naik 1.412 persen, dari 363 pada tahun 2012 menjadi 5.490 pada 2013. Hal itu yang membuat realisasi investasi kami naik lebih dari 170 persen, dari Rp1,19 triliun pada 2012 menjadi Rp3,24 triliun pada 2013," jelasnya. (*)