STAIN Pamekasan Pentaskan Perjuangan Bung Tomo
Senin, 10 November 2014 21:33 WIB
Oleh Abd Aziz
Pamekasan (Antara Jatim) - Teater Fataria Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan, Jawa Timur, mementaskan semangat perjuangan Bung Tomo dalam mengobarkan semangat juang warga Surabaya memperebutkan kemerdekaan bangsa ini dari penjajahan Belanda.
Pementasan teater oleh unit kegiatan mahasiswa UKM Seni dan Budaya STAIN ini digelar di halaman Kampus II STAIN di Jalan Raya Panglegur, Pamekasan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November 2014.
"Pementasan teater perjuangan Bung Tomo ini dimaksudkan untuk menggugah semangat mahasiswa, akan sikap heroik Bung Tomo dalam mengobarkan semangat juang memperebutkan kemerdekaan bangsa ini," kata pengurus Teater Fataria STAIN Pamekasan Zuhri yang juga sutradara dalam alur cerita Perjuangan Bung Tomo itu.
Pementasan teater ini memperagakan tentang upaya yang dilakukan para pejuang kemerdekaan di Surabaya yang dipimpin oleh Bung Tomo. Ada yang memerankan diri sebagai penjajah, warga biasa dan tentara Indonesia.
Dari berbagai adegan yang diperankan mahasiswa yang tergabung dalam Teater Fataria STAIN Pamekasan ini, semangat mengobarkan emosi para pejuang oleh Bung Tomo dengan pekikan "Allahu Akbar" lebih ditonjolkan dalam pementasan itu.
"Pengobar semangat juang oleh Bung Tomo yang sebenarnya disitu, yakni pekikan 'Allahu Akbar' dan ini belum banyak diketahui oleh masyarakat umum, termasuk mahasiswa baru di STAIN ini," kata Zuhri.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang fokus pada pendalaman materi ke-Islam-an, maka menjadi keharusan bagi mahasiswa untuk mengetahui, bahwa sebenarnya kalimat "tauhid" dalam lafal 'Allahu Akbar' mengandung makna juang yang mendalam dalam sejarah perjuangan bangsa ini.
Kegiatan memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November sebagaimana yang digelar oleh kelompok Teater Fataria STAIN Pamekasan ini merupakan salah satu jenis kegiatan yang digelar mahasiswa di Pamekasan.
Selain kelompok teater, dua organisasi mahasiswa di Pamekasan, yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) juga memperingati Hari Pahlawan.
Hanya saja, bentuk peringatan yang dilakukan oleh kedua organisasi ini dengan cara berunjuk rasa menolak rencana kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM.
Baik HMI maupun GMNI berpandangan, gerakan unjuk rasa menolak kebijakan yang dirasa kurang berbihak kepada rakyat kecil itu, merupakan salah satu bentuk perjuangan.
"Makahanya demo menolak kenaikan BBM ini sengaja kami gelar bertepatan dengan Hari Pahlawan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa kepahlawanan untuk saat ini bukan lagi menangangkat senjata, akan tetapi bisa berupa dalam banyak hal. Salah satunya memperjuangkan penolakan kenaikan harga BBM yang mejadi kebutuhan pokok rakyat," kata Ketua Umum HMI Pamekasan Moh Hofifi. (*)