Ratusan Demosntran Dekati Lokasi Seminar FPI Tulungagung
Selasa, 28 Oktober 2014 11:22 WIB
Tulungagung (Antara Jatim) - Ratusan massa demonstran bergerak mendekati lokasi seminar atau "Holaqoh Aswaja" (Ahli sunnah wal jamaah) yang digelar Front Pembela Islam (FPI) Tulungagung, Jawa Timur di gedung Balai Rakyat, Selasa.
Koresponden Antara di Tulungagung melaporkan, pergerakan massa pendemo menentang deklarasi dan pendirian FPI ke depan gedung DPRD itu sama sekali tidak mengganggu jalannya seminar yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari kantor dewan.
Meski sempat menarik perhatian para jamaah dan undangan seminar FPI di gedung Balai Rakyat, pihak kepolisian yang telah siaga sejak awal berhasil melokalisir pergerakan massa kontra-FPI ini, sehingga tidak melintas langsung di depan lokasi Holaqoh.
"Kalau ada yang bilang FPI Tulungagung berniat merusak tatanan dan kedamaian di kota ini, mereka salah besar. FPI Tulungagung memilih pendekatan strategis ketimbang anarkis," janji Ketua Sementara FPI Tulungagung, Nurkholis.
Tidak ada sedikitpun gesekan terjadi antara massa dan undangan seminar FPI yang berada di sekitar gedung Balai Rakyat dengan massa penentang FPI yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Tulungagung Cinta Damai (AMTCD) di depan gedung dewan.
Sementara rangkaian acara holaqoh terus berlangsung, massa AMTCD melakukan aksi duduk di jalan raya depan DPRD sementara perwakilan mereka berdialog dengan para wakil rakyat di dalam gedung dewan.
"Kami tetap konsisten mengingatkan pada semua pihak yang berencana membangun gerakan ekstremis atas nama agama, khusus FPI, bahwa segala gerakan kekerasan akan mendapat penentangan dari masyarakat Tulungagung," tegas salah satu aktivis AMTCD, Maliki Nusantara.
Seminar atau holaqoh Aswaja bertema "Harmonisasi Kesatuan Umat Penuh Rohmat" yang digelar FPI diikuti oleh seratusan perwakilan ormas, kalangan pondok pesantren NU, Muhammadyah, serta MUI Tulungagung.
Holaqoh yang dikemas sebagai bentuk lain dari deklarasi pendirian FPI di Tulungagung itu dihadiri imam besar ormas berhaluan garis keras tersebut dari Jakarta, DR Al-Habib Muhammad Rizieq serta dewan pakar Aswaja Center PWNU Jatim, KH Faris Khoirul Anam.(*)