Barangkali saking lamanya, Wagub Jatim H Saifullah Yusuf pun menghitung antrean haji di provinsi yang dipimpinnya itu, dan akhirnya diketahui lamanya waktu menunggu itu yakni 17 tahun. "Anda yang datang dari Tanah Suci sekarang termasuk beruntung, karena banyak yang ingin ke sana tapi nggak berangkat karena antre," ucapnya saat menyambut kepulangan jamaah haji Kloter 1/Jatim di Asrama Haji Debarkasi Surabaya (10/10). Selama ini, tuturnya, Provinsi Jatom mendapatkan kuota sekitar 34.000 orang per tahun, tapi dalam dua tahun terakhir hanya 27.000 orang. "Karena itu, saya minta Kemenag melobi pemerintah Saudi Arabia untuk mengubah sistem kuota haji saat ini agar tidak semakin banyak antrean," tukas birokrat yang akrab disapa Gus Ipul itu. Menurut pejabat yang juga salah satu Ketua PBNU itu, bila sistem kuota haji seperti selama ini (satu orang per seribu penduduk yang beragama Islam), maka antrean haji dari Indonesia akan semakin panjang. "Buktinya, calon haji di Jatim yang dulunya hanya antre selama 4-5 tahun, tapi kalau sekarang (2014) mendaftar, maka akan berangkat pada 2031. Artinya, antreannya sudah sampai 17 tahun," kilahnya. Ia berharap jika perluasan Masjidil Haram sudah tuntas, maka kuota haji untuk Indonesia bisa meningkat dengan sistem kuota bukan didasarkan jumlah penduduk Muslim, melainkan sistem kuota yang didasarkan persentase besaran penduduk Muslim pada suatu negara. "Syukur-syukur, nantinya kuota untuk Jatim bisa naik dari 34.000-an menjadi 50.000-an, sehingga antrean tidak semakin panjang," tandas keponakan almarhum mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu. (*)
Gus Ipul: Haji Sekarang harus Tunggu 17 Tahun
Jumat, 24 Oktober 2014 9:35 WIB