Perempuan Petempur Kurdi Korbankan Diri dalam Pertemuan IS di Suriah
Senin, 6 Oktober 2014 12:24 WIB
Damaskus (Antara/Xinhua-OANA) - Seorang perempuan petempur Kurdi meledakkan dirinya dalam satu pertemuan kelompok fanatik Negara Islam (IS) di dekat Kota Kobane, yang kebanyakan warganya adalah suku Kurdi, di Suriah Utara pada Ahad (5/10).
Perempuan yang tak disebutkan identitasnya itu, seorang tokoh dalam kelompok garis keras Kurdi --Persatuan Perlindungan Rakyat, atau YPG, menyerbu satu pertemuan petempur IS di pinggiran timur Kobane, dan melemparkan granat ke arah mereka sebelum meledakkan dirinya, kata Observatorium tersebut.
Observatorium itu, meskipun tak memberikan perincian mengenai jumlah korban jiwa, mengatakan peristiwa tersebut menandai kejadian pertama saat seorang perempuan petempur melancarkan misi bunuh diri, terutama di Kobane --tempat perempuan petempur berperang berdampingan dengan kaum pria Kurdi untuk mempertahankan diri mereka dari serangan besar anggota IS.
Bentrokan di sekitar Kobane masih terus berkecamuk saat IS merebut kendali atas lebih dari 350 desa di sekitar Kobane sejak mereka melancarkan serangan terhadap kota itu pada September, kata Observatorium, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang.
Pemboman bunuh diri oleh perempuan Kurdi itu terjadi cuma dua hari setelah seorang lagi perempuan petempur Kurdi yang berumur 19 tahun menembak dirinya setelah ia terkepung oleh pasukan IS di dekat Kobane.
Ceylan Ozalp dilaporkan disergap bersama enam rekannya, perempuan petempur lain, di dekat Kobane. Setelah semua temannya tewas dan ia kehabisan peluru, petempur IS mulai mendekat dia ketika ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menggunakan peluru terakhir yang ia miliki agar ia tidak ditangkap dalam keadaan hidup.
Kobane, yang juga dikenal sebagai Ayn Al-Arab, telah menjadi sasaran serangan gencar oleh anggota IS selama dua pekan belakangan. Petempur IS telah merebut rtusan desa Kurdi di sekitar Kobane, sehingga puluhan ribu orang menyelamatkan diri ke arah perbatasan Turki.
Para pegiat Kurdi menuduh Turki bekerjasama dengan IS untuk mengosongkan kota tersebut sehingga Ankara dapat mendirikan zona penyangga di wilayah perbatasan Suriah dengan dalih untuk membantu pengungsi.
Koalisi anti-teror pimpinan AS telah berulangkali menyerang posisi IS di sekitar Kobane, tapi tak menghentikan serangan sengit kelompok fanatik tersebut.
Suku Kurdi Suriah, yang kebanyakan anggotanya tinggal di bagian utara negeri itu, telah menghadapi kebuntuan dalam perang mereka melawan anggota IS, yang telah berulangkali berusaha menyerbu daerah yang didominasi warga Kurdi di Suriah. Kebanyakan orang Kurdi, yang berjumlah sebanyak 15 persen dari 23 juta warga Suriah, tinggal di bagian utara negara yang dilanda kerusuhan itu. (*)