Warga Pesisir Pamekasan Rayakan Lebaran dengan Tradisi "Per-peran"
Senin, 4 Agustus 2014 13:46 WIB
Pamekasan (Antara Jatim) - Masyarakat pesisir pantai selatan Pamekasan, Jawa Timur, biasa merayakan Lebaran "per-peran" yakni tradisi naik kendaraan bernomor di jalan desa itu sekeluarga dan diikuti oleh semua warga desa.
"Kami sudah mempersiapkan ratusan personel polisi untuk mengamankan tradisi 'Per-peran' yang digelar masyarakat di sana," kata Kasat Lantas Polres Pamekasan AKP Bambang Soegiharto kepada Antara per telepon, Senin siang.
Tradisi 'Per-peran" warga pesisir pantai selatan Pamekasan yakni warga yang tinggal di sepanjang pantai Tlanakan Kabupaten Pamekasan hingga pantai Camplong, Kecamatan Camplong, Sampang itu sesuai rencana akan digelar Selasa (5/8).
Biasanya tradisi "Per-peran" itu pada H+7 Lebaran atau bersamaan dengan perayaan Lebaran Ketupat dan sehari setelah Hari Raya Idul Fitri.
"Tapi untuk kali ini kami meminta agar sebaiknya ditunda besok, karena hari ini kan konsentrasi pengamanan di sejumlah tempat wisata," kata Bambang.
Ia menjelaskan, pengamanan tradisi "Per-peran" warga pesisir pantai selatan Pamekasan ini dilakukan oleh petugas gabungan, yakni dari unsur Satuan Lalu Lintas Polres Pamekasan, Samapta, Reskrim, Intelkam dan pasukan bantuan dari Brimob Polda Jatim.
Hal ini digelar untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi, termasuk kemungkinan kemacetan arus lalu lintas di lokasi itu. Sebab sepanjang pesisir pantai Tlanakan itu merupakan lokasi jalur mudik Lebaran dan kemungkinan pada Selasa (5/8) itu, jalur mudik di Pamekasan masih ramai.
"Sebab, kebiasaan sebagian warga kan baru melakukan balik Lebaran setelah merayakan Lebaran Ketupat, yakni perayaan Lebaran yang digelar tujuh hari setelah Idul Fitri," katanya.
"Kalau pada kegiatan sebelumnya, kami menerjunkan sebanyak 180 personel dan kemungkinan jumlahnya juga bahkan bisa lebih banyak lagi," imbuhnya.
Menurut Bambang, masyarakat yang akan mengikuti tradisi "Per-peran" Selasa (5/8) itu dari tiga desa, yakni Desa Ambat, Kramat dan Desa Bandaran, Kecamatan Tlanakan.
Sedangkan di wilayah Kecamatan Camplong yang merupakan perbatasan dengan Pamekasan yang juga akan ikut dalam tradisi "Per-peran" itu, adalah warga Desa Tanjang, Kecamatan Camplong, Sampang.
Dengan demikian, sambung Bambang, maka pola pengamanan yang akan dilakukan petugas guna mengamankan tradisi "Per-peran" di perbatasan Kabupaten Pamekasan dan Sampang itu, merupakan petugas gabungan dari Polres Pamekasan dan Polres Sampang.
Awalnya, tradisi naik kendaraan bermotor yang biasa digelar masyarakat pesisir pantai selatan Pamekasan ini dikenal dengan tradisi "Kar-dokaran". Sebab kendaraan yang digunakan adalah dokar.
Namun, seiring dengan perkembangan transportasi modern dan kendaraan tradisional itu kini mulai punah, maka warga beranih naik becak, yang oleh masyarakat di setempat disebut "Per", sehingga kemudian terbentuk istilah "Per-peran".
Meski tradisi merayakan Lebaran itu sudah dikenal dengan nama "Per-peran" naik becak di jalan-jalan desa bersama keluarga, namun sebagian warga pesisir ini, masih ada yang memiliki kendaraan tradisional dokar, namun jumlahnya sangat terbatas. (*)