Warga di RSUD Madiun Tidak Bisa Memilih
Rabu, 9 Juli 2014 14:55 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Sebanyak 90 lebih warga di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Madiun, Jawa Timur, tidak dapat memilih atau menyalurkan hak pilihnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 karena keterbatasan pengoperasian TPS khusus di lokasi setempat.
Puluhan warga yang tidak dapat memilih tersebut rata-rata adalah pasien dan keluarga pasien yang tidak dapat menuju ke TPS khusus yang telah disediakan di ruang pertemuan rumah sakit setempat. Sementara, TPS khusus tersebut baru beroperasi pada pukul 12.00 hingga 13.00 WIB.
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS setempat, Siftoni, Rabu, mengatakan, TPS khusus yang berada di rumah sakit tersebut merupakan bagian dari TPS V yang ada di sekitar rumah sakit.
"Jadi saat kami pindah dari TPS V ke TPS khusus pada jam 12 siang tadi hanya beberapa orang saja yang dapat menyalurkan hak pilihnya. Sisi lain, tidak mungkin meminta orang sakit untuk mencoblos," ujar petugas KPPS TPS setempat, Siftoni.
Menurut dia, hingga pukul 12.48 WIB, baru 46 warga di RSUD Kota Madiun yang sudah menyalurkan hak pilihnya. Jumlah tersebut didominasi oleh perawat dan petugas rumah sakit serta sebagian dari keluarga pasien.
"Kami hanya membuka TPS di ruang pertemuan. Sehingga banyak pasien yang tidak bisa menyalurkan hak pilihnya. Sebab, sebagian besar tidak diperbolehkan turun dari tempat tidur," tuturnya.
Kepala RSUD Kota Madiun, dr Resti Lestantini, membenarkan banyak warga yang tidak dapat menyalurkan hak pilihnya di rumah sakit setempat.
"Memang benar banyak pasien yang tidak dapat mencoblos. Demikian juga dengan keluarga pasien," kata dr Resti Lestantini kepada wartawan.
Sementara, jumlah karyawan yang bekerja pada jam pagi hingga siang ada sebanyak 38 orang. Sedangkan untuk total pasien ada sekitar 100 orang.
Ia menilai, TPS khusus yang ada di rumah sakit setempat itu memprioritaskan untuk melayani para petugas rumah sakit dan keluarga pasien. Hal tersebut karena keterbatasan kemampuan pasien untuk beraktivitas.
Resti menambahkan, meski banyak warga yang tidak dapat memilih, namun ia menilai proses pemungutan suara di rumah sakit setempat berjalan lancar. (*)