Gubernur Jatim: Puluhan Lokalisasi Segera Susul Dolly
Jumat, 20 Juni 2014 22:07 WIB
Ponorogo (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo memastikan 23 lokalisasi pelacuran di 22 kabupaten/kota setempat yang masih beroperasi segera akan dialihfungsikan, menyusul penutupan lokalisasi kawasan Dolly, Surabaya, 18 Juni.
"Target kami 2014 ini semua sudah ditutup," kata Gubernur Soekarwo atau Pakde Karwo saat dikonfirmasi wartawan usai acara pencanangan program "Provinsi Jatim Bebas Pasung" di Kabupaten Ponorogo, Jumat.
Saat ini, lanjut dia, pendekatan intensif dilakukan dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat di masing-masing daerah.
Namun diakuinya program penyadaran komunitas pekerja seks komersil (PSK) atau wanita harapan ini kerap terkendala oleh gerakan perlawanan yang dilakukan jaringan bisnis pelacuran yang diistilahkan Pakde Karwo sebagai calo-calo PSK.
Menurut gubernur, para calo yang paling banyak mengambil keuntungan dari perputaran roda bisnis "esek-esek" ini bahkan aktif melakukan intimidasi terhadap para PSK yang mulai sadar dan bersedia beralih profesi, sebagaimana program pemerintah daerah.
"Pemerintah tidak akan menggunakan cara-cara kekerasan dalam menjalankan program ini (penutupan lokalisasi). Masalahnya justru ada di calo-calo itu yang banyak melakukan intimidasi," tudingnya.
Kendati terjadi arus resistensi kuat, gubernur menegaskan penutupan seluruh lokalisasi di Jawa Timur tetap dilanjutkan, dengan target tuntas maksimal akhir 2014.
Ia juga memastikan seluruh PSK atau wanita harapan yang beroperasi di lokalisasi-lokalisasi di Jatim telah terdata secara lengkap, berdasar nama/identitasnya maupun alamat masing-masing.
Jatim selama ini dikenal sebagai sentra menjamurnya lokalisasi pelacuran.
Sebagaimana data yang diungkap Pakde Karwo, dari total 1.149 titik lokalisasi pelacuran yang teridentifikasi di Indonesia, 60 persen di antaranya berada di Jawa Timur dan tersebar di 22 kabupaten/kota.
Ia berharap penutupan lokalisasi Dolly bisa menginspirasi gerakan penutupan sentra-sentra pelacuran lain di Indonesia. (*)