Lokalisasi Dolly Surabaya Ditutup Tetap Beroperasi
Kamis, 19 Juni 2014 22:23 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Lokalisasi Dolly dan Jarak di Kota Surabaya yang sudah dideklarasikan tdiutup pada Rabu (18/6) malam, hingga Kamis malam masih tetap beroperasi seperti biasa, ditandai banyaknya pekerja seks komersial dan mucikari.
"Deklarasi itu tanta disertai dasar hukum. Kalau wali kota mengeluarkan SK penutupan, nanti akan kami pelajari untuk dijadikan dasar mengajukan gugatan hukum," kata Saputro alias Pokemon, koordinator Barisan Bintang Merah --pihak yang menolak penutupan Dolly.
Menurut dia, pihaknya akan terus melawan sampai hak-hak kemanusiaan berupa hak ekonomi dan hak hidup sejahtera terpenuhi. Bahkan sudah menyiapkan gugatan hukum bila deklarasi penutupan Dolly disertai dengan surat keputusan (SK) Wali Kota Surabaya.
Ia mengatakan tuntutan pihak Dolly dan Jarak sangat jelas yakni meminta jaminan ekonomi. Sebab, warga Dolly sama dengan masyarakat secara umum. Pemkot, kata dia, tidak boleh melakukan perbuatan diskriminatif terhadap warganya sehingga ia meminta agar Pemkot bijaksana dalam mengambil setiap kebijakan pembangunan.
Massa Barisan Bintang Muda mengancam akan tetap menutup akses masuk ke Dolly Surabaya. Tindakan itu dilakukan bila Pemkot tetap memaksakan diri menutup lokalisasi Dolly dan Jarak.
"Untuk sementara kita blokade di sekitar sini dulu, tapi kalau tetap ditutup, maka akan blokade semua akses masuk Surabaya," jelasnya.
Terkait pelaksanaan deklarasi penutupan di Islamic Centre, ketua RT5 RW6 Kelurahan Putat Jaya Supeno mengatakan bahwa pihaknya akan segera mencari data sejumlah PSK dan mucikari yang terlibat deklarasi penutupan
"Kami akan cari, siapa PSK dan mucikari ikut deklarasi, karena kemarin (18/6) malam sudah dirapatkan dan sepakat bahwa seluruh warga tidak akan menghadiri undangan dan tetap bersikap menolak penutupan, dan telah dibuktikan dengan tak satupun warga kami yang keluar dari lokasi ini," ucapnya.
Diketahui kondisi di sekitar lokalisasi Dolly tampak sejumlah warga, PSK dan mucikari terlihat tetap siaga dan terus memantau tamu asing yang datang ke wilayahnya. Ini dikarenakan mereka merasa terancam dengan masuknya gerakan dari kelompok tertentu yang biasanya datang tiba-tiba.
Tidak hanya itu, sebagai ungkapan rasa syukur atas kegigihan perlawanannya, warga akan mengadakan tasyakuran untuk menandai bahwa usaha lokalisasinya tetap dibuka seperti biasa.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan aktifitas prostitusi lokalisasi
Dolly dan Jarak tidak ada lagi. Pernyataan ini menyusul deklarasi penutupan lokalisasi tersbesar se Asia Tenggara itu.
Menurut dia, jika tetap beroperasi maka Pemkot Surabaya akan bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Misalnya, kalau ada kasus traffiicking, maka polisi harus bergerak menangkap para pelaku.
Risma telah meminta kepada petugas kepolisian agar menindak tegas bila masih ada yang tetap beroperasi. "Sebelum puasa dana kompenasi diberikan, setelah lebaran nanti tidak ada aktifitas prostitusi sama sekali," katanya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai memberikan dana kompensasi kepada 1.449 Pekerja Seks Komersial (PSK) dan 311 mucikari di Kantor Koramil Sawahan, Kamis ini.
"Kompensasi proses selama lima hari, kalau tidak diambil akan diserahkan kembali ke pemerintah pusat. Karena dananya ada di bank harus segera diambil supuya tidak ada bunga. Kalau ada bunga nanti khawatir ada masalah," katanya. (*)