Surabaya (Antara Jatim) - Provinsi Jawa Timur mengalami inflasi 0,01 persen atau lebih tinggi dibandingkan pencapaian nasional yang mencatatkan deflasi 0,02 persen selama bulan April 2014. "Walau Jatim inflasi selama April lalu tetapi kondisi tersebut membuktikan wilayah ini aman dari dampak pemilihan umum legislatif (Pileg) 2014. Akibatnya, perkembangan perekonomiannya masih melaju," kata Kepala Bidang Statististik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Sapuan, saat rilis inflasi April 2014, di Surabaya, Jumat. Ia mengungkapkan, dari delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur, dua kota mengalami inflasi yakni di Surabaya 0,17 persen dan Jember sebesar 0,01 persen. Sementara, enam kota yang mengalami deflasi terjadi di Sumenep 0,59 persen. Lalu, diikuti oleh Madiun 0,33 persen, Banyuwangi 0,25 persen, Kediri 0,23 persen, Probolinggo 0,14 persen, dan deflasiterendah terjadi di Malang 0,13 persen. "Terkait laju inflasi tahun kalender mulai Desember 2013-April 2014, Jatim mencapai 1,59 persen sedangkan laju inflasi 'year on year/yoy' dari April 2014 terhadap April 2013 sebesar 6,75 persen," ujarnya. Ia menjelaskan, dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok kesehatan 0,86 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,78 persen. "Berikutnya kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,42 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,40 persen, dan kelompok perumahan 0,28 persen," katanya. Namun, tambah dia, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga/deflasi adalah kelompok bahan makanan 1,48 persen dan kelompok sandang 0,37 persen. Mengenai komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah kenaikan ongkos angkutan udara. "Selain itu, kenaikan harga telur ayam ras, minyak goreng, daging ayam ras, pizza, satai, rokok kretek filter, batu bata/batu tela, nangka muda, dan tarif rumah sakit," katanya. Di sisi lain, sebut dia, komoditas penyumbang deflasi adalah turunnya harga beras, cabai rawit, cabai merah, emas perhiasan, bawang merah, bawang putih, tomat sayur, buah melon, buah semangka, dan ikan kembung rebus. "Dari enam ibu kota provinsi di Pulau Jawa, empat kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi," katanya. Inflasi tertinggi di Pulau Jawa, lanjut dia, terjadi di Surabaya 0,17 persen, diikuti Yogyakarta 0,07 persen, Bandung 0,05 persen, dan inflasi terendah terjadi di Jakarta 0,04 persen. Kalau kota yang mengalami deflasi tertinggi tampak di Serang 0,34 persen dan deflasi terendah terjadi di Semarang 0,04 persen.(*)
Jatim Inflasi 0,01 Persen Selama AprilL 2014
Jumat, 2 Mei 2014 14:42 WIB