Polisi Afghanistan Bunuh Tiga Warga AS di Sakit Kabul
Jumat, 25 April 2014 4:38 WIB
Kabul (Antara/AFP) - Seorang polisi Afghanistan memberondongkan tembakan ke sebuah rumah sakit di Kabul yang dikelola yayasan AS, Kamis, menewaskan tiga warga Amerika, termasuk seorang dokter, dalam serangan paling mematikan terhadap warga sipil asing di kota itu.
Polisi itu kemudian menembak dirinya sendiri dalam insiden tersebut, yang terjadi di luar rumah sakit CURE International, dan ditangkap oleh aparat-aparat kepolisian setelah dirawat di dalam fasilitas medis itu, kata beberapa pejabat, dengan menambahkan bahwa motif pembunuhan tersebut masih belum jelas.
"Ia melepaskan tembakan ketika orang-orang asing itu memasuki rumah sakit tersebut, menewaskan tiga orang secara tragis," kata Seddiq Sediqqi, juru bicara kementerian dalam negeri, kepada AFP.
Menteri Kesehatan Soraya Dalil mengatakan, korban adalah seorang dokter yang telah bekerja untuk CURE selama tujuh tahun dan seorang pria AS serta putranya yang mengunjungi fasilitas itu.
Ia menambahkan, pelaku sedang bertugas menjaga rumah sakit itu ketika serangan tersebut dilakukan.
Kedutaan Besar AS mengutuk pembunuhan ketiga warga AS itu dan mengatakan, aksi teror itu membuat warga Afghanistan tidak bisa memperoleh pelayanan medis yang berarti.
CURE International mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengkonfirmasi bahwa tiga orang yang mencakup seorang dokter tewas, dan dua lain cedera.
Kabul dilanda serangkaian serangan terhadap warga sipil asing tahun ini, termasuk di sebuah restoran Lebanon yang menewaskan 21 orang, dan serangan pada hotel mewah dan penembakan siang hari terhadap seorang wartawan radio Swedia.
Bulan lalu militan Taliban menyerang sebuah wisma tamu Kabul yang digunakan oleh Roots of Peace, sebuah badan anti-ranjau AS, menewaskan dua orang, termasuk seorang perempuan.
Bulan ini wartawan foto Associated Press (AP) Anja Niedringhaus ditembak mati oleh seorang komandan polisi di provinsi Khost, Afghanistan timur, dalam serangan yang juga mencederai parah rekan Kanada-nya, Kathy Gannon.
Pembunuhan warga AS itu terjadi menjelang pemilihan presiden untuk menetapkan pengganti Hamid Karzai ketika pasukan tempur asing bersiap-siap meninggalkan Afghanistan setelah memerangi Taliban selama 13 tahun. (*)