Wapres Boediono Kunjungan Kerja Ke Bojonegoro
Rabu, 23 April 2014 13:55 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Wakil Presiden (Wapres) Boediono akan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, untuk memantau perkembangan pembangunan proyek Blok Cepu dan meresmikan jalur rel kereta api (KA) ganda di daerah setempat, Kamis (24/4).
Kabag Humas dan Protokol Pemkab Bojonegoro Hary Kristanto, Rabu mengatakan, Wapres Boediono dengan rombongannya sebelum meninjau pembangunan proyek Blok Cepu akan meresmikan pembangunan rel ganda KA di daerah setempat.
Sesuai jadwal, katanya, Wapres Boediono dengan rombongannya akan tiba di Stasiun Besar KA Bojonegoro dengan mempergunakan KA berangkat dari Semarang.
"Insya Allah Wapres Boediono datang ke Bojonegoro dengan naik KA dari Semarang. Di Bojonegoro akan menandatangani prasasti peresmian rel ganda KA," ucapnya, menegaskan.
Dalam kunjungannya itu, Wapres Boediono dengan didampingi Menteri Perhubungan EE Mangindaan dan Menteri ESDM Jero Wacik, juga meninjau pelaksanaan pembangunan "engineering, procurement and constructions"/EPC minyak Blok Cepu di Kecamatan Ngasem.
Lebih lanjut ia menjelaskan Wapres Boediono dan rombongannya akan menginap di Bojonegoro, karena keesokkan harinya akan meninjau pelayanan kesehatan yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di RSUD Sosodoro Djatiksoemo.
Menyusul setelah itu, Wapres Boediono dengan rombongannya juga akan berdialog dengan masyarakat dan meninjau sejumlah sekolahan untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum pendidikan 2013.
"Peninjauan ke sejumlah lembaga pendidikan diusahakan tidak menganggu kegiatan proses belajar mengajar para siswa," ucapnya.
Kepala Percepatan Proyek Banyu Urip Blok Cepu Yulius Wiratno, ketika di Bojonegoro, menyatakan optimistis produksi puncak minyak Lapangan Banyu Urip Blok Cepu, sebesar 165 ribu barel/hari bisa terealisasi November 2014.
"SKK Migas optimistis produksi puncak minyak Blok Cepu tidak akan mundur lagi. Bisa terealisasi Nopember 2014, meskipun ada sejumlah permasalahan di lapangan yang belum bisa diselesaikan," ujarnya, menegaskan. (*)