Nelayan Diimbau Tak Turunkan Wisatawan di Gunung Pasir Kenjeran
Sabtu, 29 Maret 2014 17:40 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Pengelola Unit Pelaksana Teknis Daerah Tempat Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya mengimbau kepada nelayan tak menurunkan wisatawan atau penumpang perahu untuk turun di kawasan Gunung Pasir, saat laut dalam keadaan pasang.
"Arus saat laut pasang cukup deras, sehingga rawan jika ada wisatawan mencebur atau bermain-main di Gunung Pasir, meski dangkal," ujar Kepala UPTD THP Kenjeran Febri Aditya, ketika dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu.
Imbauan ini tidak lepas dari kejadian yang menimpa delapan orang saat mengikuti meditasi sebuah perguruan tenaga dalam "Semesta Hati" di Gunung Pasir. Tiga orang meninggal dunia akibat terseret arus dan lima lainnya mengalami trauma hebat.
Pihaknya, kata Febri, juga akan mengumpulkan perwakilan nelayan untuk menyosialisasikan kepada nelayan lainnya agar tidak menuruti perintah wisatawan yang memaksa turun ke laut saat kondisi pasang.
"Kami harap semuanya mematuhi dan saling mengingatkan. Kami tidak ingin ada insiden lagi, meski sebelum-sebelumnya belum terjadi peristiwa berbahaya di Gunung Pasir," ucap dia.
Gunung Pasir terletak di sekitar dua kilometer dari bibir pantai. Di tempat tersebut terdapat hamparan pasir luas yang tetap dangkal meski kondisi dalam keadaan pasang. Saat surut, di sana sering dimanfaatkan pengunjung mencari keong dan kerang.
Tidak itu saja, tempat tersebut menjadi jujugan utama wisatawan ketika berwisata di Pantai Kenjeran (Selat Madura). Meski harus menumpang perahu nelayan, namun tidak sedikit pengunjung yang tertarik untuk sekedar berfoto di tengah laut.
Menurut Febri, peristiwa di Gunung Pasir pada Sabtu siang tadi memang titik keberangkatan bukan dari lokasi wisata yang dikelolanya. Kendati demikian, pihaknya mengingatkan kepada nelayan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Dari manapun keberangkatannya, kami tidak ingin terjadi lagi. Di lokasi Gunung Pasir memang tidak dalam, tapi tetap berbahaya saat arus deras, apalagi lokasinya tidak dekat dari bibir pantai," ujar mantan ajudan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tersebut.
Diberitakan sebelumnya, tiga orang meninggal dunia saat mengikuti meditasi sebuah perguruan tenaga dalam karena terseret ombak ketika meditasi di Gunung Pasir Kenjeran.
Identitas korban tewas diketahui bernama Wijaya (37) asal Semolowaru Surabaya, Zaini (40) asal Tenggilis Surabaya dan Yanto (36) asal Magetan.
Sedangkan, korban selamat yakni Andik (22) warga Dukuh Pakis, Cuncun Junianto (36) warga Simorejo Sari, Ridwan Cahyadi (40) warga Darmo Permai, Yudi Ekowanto (41) dan Kholifah (40). Satu lagi adalah nelayan sekaligus pemilik perahu yang mengantar, Samsul Maarif (43) warga Larangan, Bulak.
"Polisi masih menunggu kepastian penyebab meninggalnya korban dari tim dokter yang melakukan autopsi. Kami juga masih memeriksa penumpang selamat dan memantau perkembangan kesehatan Kholifah yang dirawat di RSU Haji," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Aries Syahbudin.
Pihak berwajib juga mengamankan perahu yang digunakan korban dan satu unit mobil jenis Isuzu Panther yang digunakan menuju Ken Park Pantai Ria Kenjeran.(*)