Oleh Riza Harahap Jakarta (Antara) - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Herdi Sahrasad memperkirakan Akbar Tandjung bisa menjadi figur yang mengejutkan atau "kuda hitam" calon presiden dari Partai Golkar pada Pemilu 2014. "Saya katakan Akbar Tandjung bisa menjadi kuda hitam, karena saat ini tidak memiliki jabatan dan tidak melakukan manuver tapi tetap populer dan memiliki elektabilitas," kata Herdi Sahrasad pada diskusi "Menakar Modal Sosial dan Politik Capres dan Cawapres 2014" di Jakarta, Minggu. Pada kesempatan tersebut juga dipublikasikan hasil survei dari lembaga survei Freedom Foundation mengenai elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden yang dipresentasikan oleh Direktur Riset Mohammad Nabil. Menurut Herdi, hasil survei dari Freedom Foundation menyimpulkan, Akbar Tandjung yang saat ini dalam kondisi tidak memilii jabatan apapun dan tidak melakukan manuver politik atau diam saja tapi memiliki elektabiitas empat persen. Sedangkan, Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie, yang resmi diusung partai tersebut sebagai calon presiden dan terus melakukan manuver politik, termasuk intensif beriklan di media massa, kata dia, memiliki elektabilitas 8,3 persen. Dari hasil survei tersebut, tokoh senior lainnya dari Partai Golkar yakni Jusuf Kalla yang saat ini menduduki jabatan sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), kata dia, memiliki elektabilitas 6,4 persen. "Dari hasil survei tersebut yang mengejutkan adalah Akbar Tandjug, karena dalam kondisi diam tapi ternyata elektabilutasnya sudah empat persen," katanya. Herdi menilai, jika Akbar Tandjung melakukan manuver politik, misalnya rajin menyuaran visi, misi dan program kerja kepada masyarakat dan beriklan di media massa, ia optimistis popularitas dan elektabilitasnya akan meningkat jauh lebih tinggi. Menurut dia, Akbar Tandjung masih memiliki elektabilitas empat persen, karena ketokohannya di Partai Golkar sangat mengakar. Akbar Tandjung berani "memasang badan" untuk membela Paryai Golkar. Ia mencontohkan, pada saat Partai Golkar mengalami tantangan sangat besar yakni pada peralihan dariu era orde baru menjadi orde reformasi, Akbar Tandjung yang mati-matian membela Partai Golkar sampai menginap di tahanan. (*)
Pengamat: Akbar Tandjung Bisa jadi Kuda Hitam
Minggu, 9 Maret 2014 16:24 WIB