Pengamanan Pemilu Tulungagung Kekurangan Mobil Damkar
Kamis, 27 Februari 2014 15:27 WIB
Tulungagung (Antara Jatim) - Pengamanan Pemilu 2014 di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, masih mengalami kekurangan mobil pemadam kebakaran (damkar) sebagai salah satu prasarana pendukung untuk mengantisipasi kerusuhan yang mengarah pada pembakaran fasilitas umum dan pemerintahan.
Hal itu terungkap dalam evaluasi setelah Simulasi Pengamanan Pemilu 2014 di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang dilakukan Kapolres Tulungagung, Whisnu Hermawan Februanto, bersama jajaran forum pimpinan daerah setempat, Kamis.
"Itu gunanya simulasi, sehingga kami tahu apa-apa yang masih kurang dan perlu disiapkan," kata Wakil Bupati Tulungagung, Maryoto Bhirowo, setelah menyaksikan simulasi pengamanan pemilu di depan Kantor KPU Tulungagung.
Ia mengisyaratkan prasarana pendukung berupa mobil damkar sudah tersedia dan bisa dioperasikan sewaktu-waktu, termasuk selama pelaksanaan Pemilu 2014 pada 9 April mendatang.
Namun, simulasi pengamanan selama ini lebih dikonsentrasikan dalam penanganan perusuh serta identifikasi pola dan karakter konflik yang memicu terjadinya kerusuhan.
"Tapi setidak-tidaknya ini memberikan satu wawasan dan gambaran pada kita semua, bahwa inilah yang bisa terjadi saat pelaksanaan coblosan hingga dilakukannya perhitungan suara," ujarnya.
Hal senada diakui Kapolres Tulungagung, AKBP Whisnu Hermawan Februanto yang menyebut ketiadaan mobil damkar bisa berakibat fatal terhadap kesiapan mereka menangkal setiap potensi kerusuhan selama berlangsungnya pileg dan pilpres.
Ia tidak menyebut spesifik potensi kerusuhan dimaksud, namun tiga dari 19 kecamatan telah diidentifikasi pihak kepolisian sebagai daerah rawan keamanan.
Tingginya persaingan antarcaleg serta barisan pendukung menjadi atensi tersendiri pihak kepolisian.
"Pada dasarnya simulasi ini merupakan evaluasi atas pelaksanaan pilbup (pilihan bupati) serta pilgub (pilihan gubernur) beberapa waktu lalu," katanya.
Hasil evaluasi bersama itu dijadikan model untuk penyiapan pola pengamanan yang sesuai untuk mengawal pelaksanaan pemilu legislatif maupun pemilu presiden.
Dalam simulasi yang digelar secara kolosal di jalan raya depan Kantor KPU Tulungagung itu, ratusan personel polisi dikerahkan untuk mengamankan perusuh yang mencoba menggagalkan proses perhitungan suara pemilu legislatif.
Massa yang bergerak dan mulai berbuat anarkis kemudian dihalau oleh satuan dalmas yang membuat barikade perisai dan didukung oleh satu unit mobil "watercanon" untuk memukul mundur para perusuh.
Beberapa orang yang dianggap sebagai provokator ditangkap sementara sejumlah kotak suara berisi surat suara yang telah dicoblos kemudian dievakuasi petugas untuk mengantisipasi kerusuhan berlanjut pada aksi pembakaran. (*)