Surabaya (Antara Jatim) - Pakar Hukum asal Universitas Airlangga Surabaya, I Wayan Titib Sulaksana, menilai seharusnya Wali Kota Tri Rismaharini mengeluh tentang persoalannya ke internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) selaku partai pengusung saat Pemilihan Wali Kota 2010. "Karena Bu Risma maju melalui PDIP maka setiap ada permasalahan harus disampaikan ke PDIP. Kalau tidak bisa di tingkat cabang, bisa ke tingkat daerah atau ke pusat langsung," ujarnya di sela diskusi publik "Di Balik Fenomena Risma" yang digelar oleh Komunitas Save Surabaya, Rabu. Menurut dia, pertemuan Risma dengan Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso di Jakarta beberapa waktu lalu untuk menjelaskan permasalahan terkait proses pelantikan Wakil Wali Kota (Wawali) Surabaya yang dinilainya tidak sesuai prosedur itu kurang tepat. "Apalagi semua tahu kalau Priyo Budi Santoso itu politisi Partai Golkar. Tentu ini tidak elok, dan seharusnya Bu Risma menyelesaikannya dengan partai pengusungnya. Yang penting, jangan sampai lupa kacang pada kulitnya," kata dosen Fakultas Hukum Unair tersebut. Risma bertemu Priyo pada Kamis (20/2) di Jakarta. Ia mengaku pertemuannya untuk menanyakan dan mengklarifikasi proses pemilihan Wawali Surabaya, Wisnu Sakti Buana. Risma melalui pimpinan DPR meminta Komisi II untuk mengklarifikasi proses pemilihan karena dinilainya bermasalah. Risma menegaskan kedatangannya ke DPR tidak ada motif politik tertentu, namun murni untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, apalagi DPR memang berencana mengundang dirinya, kemudian DPR juga akan mengundang DPRD Surabaya. Di sisi lain, Wayan Titib mengakui sampai saat ini Risma merupakan wali kota paling bersih dan jujur yang pernah diketahui. Selain itu, bentuk kepedulian dan cintanya terhadap warga serta kota sudah ditunjukkan orang nomor satu di Surabaya tersebut. Tidak itu saja, meski di beberapa titik tergenang banjir pada malam atau dini hari, Risma selalu datang ke lokasi dan memantaunya secara langsung bersama warga. "Mungkin di negeri ini, satu-satunya wali kota yang turun langsung ke lapangan seperti mengatur lalu lintas macet, mengejar gelandangan dan pengemis, kemudian diberi bekal keterampilan, hanya di Surabaya. Ini yang patut diacungi jempol. Kepemimpinan Risma sangat menginspirasi," katanya. Hal inilah yang akhirnya menjadikan Risma sebagai fenomena. Tidak hanya di Surabaya dan Jatim, nama Risma kini dikenal publik se-Tanah Air. Wayan Titib yakin kinerjanya mampu mengungguli Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Terkait polemik Wawali Surabaya, Wayan Titib memaklumi ketidakharmonisan antara Risma dengan Wisnu. Menurut dia, PDIP seharusnya memberi kesempatan kepada wali kota untuk memilih siapa pendampingnya. Apalagi Wisnu pernah mencoba menggulingkan Risma melalui pemakzulan di DPRD Surabaya. "Meski diusung PDIP, tapi partai harus menghormati wali kota dengan memberikan kesempatan untuk memilih, sehingga kesannya tidak dipaksakan. Jangan karena pengusung tunggal, namun seenaknya," kata dia. (*)
Pakar: Risma Seharusnya Mengeluh ke Internal PDIP
Rabu, 26 Februari 2014 17:10 WIB
_26022014170221.jpg)