Arca Mataram Hindu Kuno Ditemukan di Ponorogo
Kamis, 20 Februari 2014 20:04 WIB
Ponorogo (Antara Jatim) - Sebuah relief berbentuk arca Dewi Durga yang diyakini peninggalan masa Kerajaan Mataram Hindu Kuno, ditemukan seorang pekerja bangunan saat menggali pondasi pagar sekolah di Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (19/2).
Temuan yang sempat menarik perhatian warga sekitar itu dieskavasi oleh tim cagar budaya, Kamis, dan selanjutnya dilakukan penelitian serta penggalian lebih lanjut untuk mengetahui ada tidaknya relief lain di sekitar lokasi penemuan.
"Arca yang terbuat dari batu andesit ini diperkirakan tinggalan masa Kerajaan Matamam Hindu Kuno generasi terakhir, yaitu pada masa Wangsa Isyana," kata salah satu tim cagar budaya, Anto Kartiko.
Orang pertama yang mengetahui keberadaan relief berusia ratusan tahun tersebut adalah Supriyono. Pekerja bangunan berusia paruh baya ini mengaku menemukan arca yang memiliki tinggi sekitar 70 centimeter itu secara tidak sengaja, yakni saat menggali fondasi untuk pagar SMA Negeri Kauman, tempatnya bekerja di Dusun Candi, Desa Nongkodono, Kecamatan Kauman.
Saat itu, ia melaporkan temuan tersebut ke pihak sekolah, sehingga segera dilakukan pengamanan di sekitar lokasi penemuan, dibantu pihak kepolisian.
Arca relief yang ditemukan berbentuk manusia yang sedang berdiri dengan tangan berada di depan perut. Tangan kanan arca memegang batang yang diperkirakan gambaran selendang. Kedua tangan dan kaki mengenakan binggel atau gelang besar.
Dalam pengukuran yang dilakukan tim cagar budaya, arca relief ini berukuran tinggi 70 cm dan lebar 35 cm.
Sementara relief sosok perempuannya berukuran tinggi 60 cm dan 20 cm.
Tim cagar budaya yang kemudian melakukan eskavasi awal juga menemukan ratusan batu bata merah berukuran besar (ukuran 32 x 23 x 10 sentimeter). Hal ini mendukung perkiraan bahwa lokasi tersebut adalah bagian dari sebuah candi pemujaan.
Anto Kartiko memperkirakan luas candi sekitar 400-an meter persegi atau memiliki sisi sepanjang masing-masing 20 meter.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Ponorogo Sapto Jatmiko mengatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti temuan tersebut.
"Kami akan segera berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan untuk dapat diteliti lebih jauh. Ini tamuan luar biasa yang bisa menjadi catatan sejarah kita," ujarnya.
Dari hampir seratus arca dan benda purbakala temuan warga di Ponorogo, arca relief di Dusun Candi adalah yang paling tua usianya, sehingga menurutnya perlu diselamatkan. Oleh karena itu, Rabu (19/2) siang, arca relief tersebut langsung dievakuasi menuju Kantor Dinas Pariwisata setempat untuk diamankan.
Sempat ada penentangan dari warga desa atas upaya eskavasi yang dilakukan tim cagar budaya dan dinas pariwisata, dengan pertimbangan kepercayaan masyarakat lokal akan bala (bencana) yang muncul.
Keyakinan itu kuat karena daerah tersebut memang telah lama diketahui sebagai sebuah candi meski telah terkubur oleh tanah dan pepohonan. Namun setelah diberi pengertian, evakuasipun bisa dilakukan. (*)